TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank DBS Indonesia menargetkan bisnis consumer banking tumbuh 18 persen pada tahun ini.
Direktur Consumer Banking Group Bank DBS Indonesia, Wawan Salum, mengatakan guna mencapai target tersebut, perseroan akan fokus pada pada tiga strategi utama yaitu peningkatan produktifitas, inovasi produk, dan aset yang paling berharga adalah sumber daya manusia (human capital).
"Sebab kalau kita fokus di tiga ini saya yakin kita bisa bertumbuh 18 persen," ujarnya, di Jakarta, Kamis 9 Februari 2017.
Baca : Pendapatan DBS Indonesia Melonjak 62 Persen pada 2016
Menurut Wawan, target pertumbuhan tahun ini lebih rendah jika dibandingkan pada 2016 yang sebesar 62 persen. Sebab perseroan mempertimbangkan faktor ekonomi yang tidak menentu. “Biasanya 18 persen pun kalau dibanding pertumbuhan produk domestik bruto 5,2 persen itu sudah sangat tinggi sekali," katanya.
Lebih jauh Wawan mengatakan, Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan memprediksi pertumbuhan nilai kredit dan aset perbankan tahun ini juga tidak akan terlalu tinggi. Sebab banyak ketidakpastian seperti kebijakan pemerintah Amerika Serikat, rencana keluarnya Inggris dari keanggotaan Uni Eropa (Brexit), fluktuasi nilai tukar rupiah. “Jadi dengan 18 persen saya anggap itu sudah agresif sekali," ungkap Wawan.
Baca : BTN Yakin Tarif Progresif Tanah Dongkrak Sektor Properti
Pada Desember 2016, Bank DBS Indonesia membukukan pendapatan bunga bersih sebesar Rp 2,68 triliun dan laba operasional Rp 832 miliar. Perseroan mencatatkan nilai aset sebesar Rp 66,6 triliun, liabilitas Rp 58,4 triliun, serta ekuitas Rp 8,13 triliun per Desember 2016. Laba bersih tahun berjalan pada 2016 sebesar Rp 689,5 miliar.
TONGAM SINAMBELA | ABDUL MALIK