TEMPO.CO, Surabaya - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa meresmikan penyaluran Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT) pengganti beras untuk keluarga miskin (raskin) dan beras untuk keluarga sejahtera (rastra). Penyaluran perdana ini dilakukan terhadap sekitar 2.000 warga yang hadir, dari total 72.590 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di kota Surabaya.
Sebagai percontohan awal, BPNT didistribusikan melalui agen-agen branchless banking BNI atau yang disebut Agen46 BNI .
Sambil melagukan shalawat Badar, perempuan asli Surabaya itu memberikan arahan bagi para penerima bantuan dengan mengganti liriknya. “Bantuan Pangan Nontunai, kangge (untuk) ibu-ibu sedaya (semua). Warga Pakal, Sambikerep, Sememi sampai Benowo,” ujarnya saat acara di Gelora Bung Tomo Surabaya, Minggu, 12 Februari 2017.
Khofifah mengatakan, besaran bantuan pangan non-tunai sebesar Rp 110.00 setiap bulan. Pencairan untuk Kota Pahlawan kali ini dilakukan untuk dua bulan sekaligus, yakni Januari dan Februari sehingga total sejumlah Rp220.000.
Selain agen bank, bahan pangan dapat dibeli di Elektronik Warung Kelompok Usaha Bersama (e-Warung KUBE) maupun Rumah Pangan Kita yang dikelola Bulog terdekat tempat tinggal penerima manfaat.
BPNT, lanjut Khofifah, merupakan transformasi dari subsidi rastra ke Bantuan Pangan guna meningkatkan efektivitas dan ketepatan sasaran penyaluran bantuan sosial. Termasuk mendorong keuangan inklusif melalui akses rekening perbankan.
Kepala Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur, Sukesi mengatakan jumlah bantuan sosial yang diterima Provinsi Jawa Timur tahun ini sebesar Rp 6 triliun. "Jumlahnya melonjak tajam dibanding tahun lalu sebesar Rp 4,9 triliun," tuturnya.
Khusus Surabaya, bantuan sosial yang diterima secara keseluruhan mencapai Rp 145 miliar, dengan rincian bantuan PKH untuk 24.043 keluarga senilai Rp 45.441.270.000; Bantuan Pangan Non-Tunai untuk 72.590 keluarga senilai Rp 99.564.444.000; dan Bantuan Hibah Dalam Negeri untuk 2.015 keluarga senilai Rp 406.000.000.
ARTIKA RACHMI FARMITA