Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Emisi Obligasi Diminati

image-gnews
Pabrik Ban PT Multistrada Arah Sarana(MASA), Cikarang, Bekasi. TEMPO/Seto Wardhana
Pabrik Ban PT Multistrada Arah Sarana(MASA), Cikarang, Bekasi. TEMPO/Seto Wardhana
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Tren penurunan imbal hasil obligasi dan kisah sukses emisi obligasi pada awal tahun ini, membuat sejumlah korporasi mempertimbangkan untuk menerbitkan surat utang dalam rangka penggalangan dana perusahaan.

Korporasi pembiayaan kendaraan bermotor, PT Astra Sedaya Finance, berencana menerbitkan obligasi senilai Rp 1,8 triliun sebagai salah satu sumber pendanaan perusahaan pada semester II/2017.

Baca Juga: Pefindo Proyeksi Emisi Obligasi Korporasi Tahun 2017

Rencana penerbitan itu merupakan tahap IV dari Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) obligasi dengan target dana total Rp 8 triliun. Perusahaan telah menerbitkan obligasi tahap I hingga III senilai total Rp 6,2 triliun.

Pada tahap III, perseroan baru saja merampungkan masa penawaran awal alias bookbuilding dengan pencapaian kelebihan permintaan alias oversubscribed.

Direktur Keuangan Astra Sedaya Finance Samuel Manasseh mengatakan, dana hasil penerbitan obligasi itu akan digunakan untuk sumber dana pembiayaan dan pembayaran utang obligasi jatuh tempo. “Kemungkinan akan kami terbitkan di kuartal III,” katanya ketika dihubungi, pekan lalu.

Perusahaan telah menerbitkan obligasi senilai Rp 2 triliun pada tahap I dan Rp 1,7 triliun pada tahap II pada 2016 serta Rp 2,5 triliun pada tahap III yang ditawarkan kepada investor pada pekan lalu dalam PUB obligasi tersebut.

Simak: Aturan Baru Menkeu Dinilai Efektif Tekan Penghindaran Pajak

Dalam masa bookbuilding pada pekan lalu, Samuel mengatakan permintaan investor terhadap obligasi bertenor pendek atau 1 tahun cukup tinggi. Menurutnya, hal tersebut kemungkinan disebabkan oleh sikap investor yang masih menanti dan mengamati pasar obligasi mengingat adanya potensi kenaikan suku bunga. “Mereka masih wait and see,” katanya.

Di pihak lain, PT Multistrada Arah Sarana Tbk atau MASA juga tengah mempertimbangkan opsi penerbitan obligasi untuk menggali pendanaan belanja modal pada tahun ini.

Direktur PT Multistrada Arah Sarana Tbk. Uthan M Arief Sadikin mengungkapkan, pada tahun ini belanja modal tersebut akan diarahkan untuk menggenjot produksi ban motor. Perusahaan tengah mengincar pasar sepeda motor yang diperkirakan bertumbuh pesat.

Uthan menyimpulkan terdapat tren positif dari pasar sepeda motor. Karena itu, katanya, perusahaan akan terus menggenjot produk ban, termasuk dengan jalan kerja sama dengan Michelin.

PROSES EMISI

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sementara itu, PT Indomobil Finance Indonesia tengah melakukan penawaran awal atau bookbuilding obligasi senilai Rp 400 miliar guna memperkuat modal kerja.

CEO PT Indomobil Finance Indonesia (IMFI) Gunawan mengungkapkan, hingga kini proses penawaran awal itu masih berlangsung. Dengan menjaring dana lewat penerbitan obligasi anyar itu, perusahaan berencana memperluas cakupan kegiatan pembiayaan.

Gunawan mengatakan selama ini perusahaan masih mematok kegiatan usaha meliputi pembiayaan kendaraan bermotor, mesin, alat berat dan properti. Belakangan perusahaan mencermati terdapat sektor di luar kegiatan usaha selama ini yang mempunyai pertumbuhan kuat.

Sektor-sektor tersebut antara lain bidang perdagangan dan infrastruktur. “Serta menyasar pula konsumen yang berpenghasilan tetap,” kata Gunawan kepada Bisnis, akhir pekan lalu.

Baca: Tembaga Melaju Kencang, Naik Tertinggi Sejak Mei 2013 

Surat utang yang akan diterbitkan berlabel Obligasi Berkelanjutan II Tahap IV Tahun 2017. Jumlah penerbitan mencapai Rp 400 miliar, dengan harga penawaran 100 persen dari nominal obligasi.

Terdapat empat seri obligasi yang diterbitkan yakni seri A dengan jangka 370 hari, dengan indikasi tingkat bunga sebesar 7,75 persen - 8,5 persen per tahun.

Selanjutnya obligasi seri B bertenor 36 bulan, indikasi bunga mencapai 8,5 persen - 9 peresn, sedangkan seri C mempunyai jatuh tempo 48 bulan, bunga mencapai 8,75 persen-9,25 persen per tahun, dan obligasi seri D dengan tenor 60 bulan dengan besaran bunga 9 persen - 10 persen.

Sebelumnya, sejumlah korporasi telah terlebih dahulu melakukan penawaran obligasi di pasar perdana seperti Indonesia Eximbank, PT Toyota Astra Financial Services (TAFS), PT Mayora Indah Tbk, dan PT Bank Bukopin Tbk., PT Sarana Multigriya Finansial (SMF), dan PT Bank Pan Indonesia Tbk.

BISNIS.COM


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


CIMB Niaga Dorong Masyarakat Giat Investasi dengan Dana Mulai Rp 10 Ribu

1 hari lalu

Direktur Consumer Banking CIMB Niaga Noviady Wahyudi (tengah) menyampaikan paparan bersama  Head of Region Jawa Barat dan Jawa Tengah CIMB Niaga Andiko Manik (kiri) dan Presiden Direktur CIMB Niaga Auto Finance/CNAF Ristiawan Suherman (kanan) di sela-sela acara Buka Bersama dan Silaturahmi Media dengan CIMB Niaga di Solo, Jawa Tengah, Rabu, 27 Maret 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
CIMB Niaga Dorong Masyarakat Giat Investasi dengan Dana Mulai Rp 10 Ribu

CIMB Niaga mendorong masyarakat untuk giat berinvestasi, salah satunya dengan menempatkan dana dengan nominal paling terjangkau mulai dari Rp 10 ribu.


BRI Tawarkan ORI025, Pilihan Aman Bagi Investor Lama dan Pemula

55 hari lalu

BRI Tawarkan ORI025, Pilihan Aman Bagi Investor Lama dan Pemula

ORI025 menggunakan jenis kupon tetap atau fixed rate


DBS Ungkap Peluang Investasi Kuartal I 2024, Obligasi Sangat Menjanjikan

24 Januari 2024

Keuntungan obligasi FR bukan hanya sebagai passive income saja, tetapi keamanannya juga dijamin oleh negara. Simak ulasannya berikut ini. Foto: Canva
DBS Ungkap Peluang Investasi Kuartal I 2024, Obligasi Sangat Menjanjikan

DBS Group Research memproyeksikan investasi aset-aset yang berisiko lebih menjanjikan. Obligasi korporasi dengan peringkat A atau BBB yang terbaik.


Tertinggi Setelah Vietnam, Pasar Saham RI Menguat 2,71 Persen pada Desember 2023

9 Januari 2024

Suasana pembukaan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) 2024 di Jakarta, Selasa 2 Januari 2024. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan saat pembukaan perdana perdagangan 2024. IHSG mengalami penurunan sebesar 0,14% atau 5,4 poin ke level 7.266 pada Selasa 2 Januari 2024. Indeks komposit turun ke posisi terdalam 7.245 dari level 7.272 dengan volume transaksi 1,9 triliun saham. Tempo/Tony Hartawan
Tertinggi Setelah Vietnam, Pasar Saham RI Menguat 2,71 Persen pada Desember 2023

OJK optimistis industri pasar modal Indonesia masih tumbuh luas untuk semakin memberikan kontribusi optimal bagi perekonomian nasional.


Dana Pihak Ketiga Perbankan Rendah, Ekonom Sebut Milenial Lebih Suka Simpan Duit di Saham

29 Desember 2023

Ilustrasi menabung atau tabungan. Shutterstock
Dana Pihak Ketiga Perbankan Rendah, Ekonom Sebut Milenial Lebih Suka Simpan Duit di Saham

Ekonom senior Indef Aviliani mengatakan pertumbuhan dana pihak ketiga perbankan hanya 4 persen.


Kreditur Obligasi Waskita Karya Belum Setuju Skema Restrukturisasi, Ini Kata Stafsus Erick Thohir

19 Desember 2023

Logo Waskita. waskita.co.id
Kreditur Obligasi Waskita Karya Belum Setuju Skema Restrukturisasi, Ini Kata Stafsus Erick Thohir

Stafsus Erick Thohir menanggapi kreditur obligasi Waskita Karya yang belum menyetujui skema restrukturisasi.


Obligasi dan Sukuk untuk Pembiayaan IKN Nusantara

14 Desember 2023

Otorita IKN mengkaji skema pembiayaan berupa penerbitan obligasi, sukuk, dan pinjaman untuk mendanai proyek ibu kota baru.
Obligasi dan Sukuk untuk Pembiayaan IKN Nusantara

Ruang bagi Otorita IKN Nusantara menerbitkan obligasi dan sukuk sudah terbuka dengan adanya klausul dalam revisi UU IKN Nusantara.


Obligasi Waskita Karya Terancam Masalah Keuangan, Asosiasi Asuransi Bicara Tata Kelola Investasi

30 November 2023

Waskita Karya. Istimewa
Obligasi Waskita Karya Terancam Masalah Keuangan, Asosiasi Asuransi Bicara Tata Kelola Investasi

Ketua Dewan Pengurus AAJI Budi Tampubolon menjelaskan bahwa pengurus AAJI selalu menyampaikan prinsip kehati-hatian dalam tata kelola investasi kepada anggotanya.


Bos AAJI Buka Suara soal Obligasi Industri Asuransi di Waskita Karya yang Terancam Masalah Keuangan

30 November 2023

Ketua Bidang Keuangan, Permodalan, Investasi & Pajak AAJI Simon Imanto (kiri), Ketua Dewan Pengurus AAJI Budi Tampubolon (tengah), dan Ketua Bidang Marketing & Komunikasi AAJI Novita Rumngangun (kanan) dalam Pers Kinerja Industri Asuransi Jiwa Semester I-2023 di kantornya, Jakarta pusat pada Kamis, 24 Agustus 2023. TEMPO/Irma Aulia Irawan.
Bos AAJI Buka Suara soal Obligasi Industri Asuransi di Waskita Karya yang Terancam Masalah Keuangan

Waskita Karya mengalami masalah keuangan yakni gagal bayar bunga dan pelunasan obligasi perseroan.


Ternyata Ini Alasan Saham Waskita Karya Terancam Delisting dari Bursa

28 November 2023

Waskita Karya. Istimewa
Ternyata Ini Alasan Saham Waskita Karya Terancam Delisting dari Bursa

PT Waskita Karya (Persero) Tbk. berpotensi bakal delisting saham dari BEI karena beberapa alasan. Apa saja penyebabnya?