Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

66 Persen Peminum Kopi Memakai Gula, Begini Efeknya

image-gnews
Ilustrasi kopi hitam. shutterstock.com
Ilustrasi kopi hitam. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kopi dan teh memang pahit. Lebih enak dinikmati dengan tambahan rasa manis. Namun, kalau tak mau bertambah gemuk, sebaiknya lupakan gula, krimer, atau sirup pemanis. Menurut studi terbaru, tambahan tersebut akan meningkatkan kalori per cangkirnya.  

Dalam studi berjudul Consumption of coffee and tea with add-ins in relation to daily energy, sugar, and fat intake in US adults, 2001-2012, tim peneliti yang terdiri atas Ruopeng An, peneliti kinesiologi dari University of Illinois, dan Ying Shi, pakar kesehatan keluarga dari University of California, Amerika Serikat, melihat data National Health and Nutrition Examination Survey selama 12 tahun.

Data tersebut mewakili 13.185 orang dewasa peminum kopi dan 6.215 peminum teh reguler di Amerika Serikat. Dari jumlah tersebut, ada 68 persen peminum kopi dan 33 persen peminum teh yang menambahkan pemanis dalam minumannya.

Dengan penambahan rasa itu, dalam secangkir kopi akan meningkatkan 69 kalori dan dalam teh 43 kalori. “Nol kalori tambahan yang tidak memasukkan gula ataupun perasa lain,” tulis para peneliti dalam jurnal Public Health edisi 30 Januari 2017.  

Jumlah kalori ekstra tersebut memang tampak kecil. Namun, menurut Ruopeng An, seperti dikutip dari EurekAlert, jumlahnya dapat bertambah hingga batas penerimaan tubuh kita. Hal tersebut, menurut dia, berdampak pada asupan gizi tubuh. “Gula adalah bom waktu.”

An dan Shi juga melihat penambah apa saja yang sering digunakan. Ternyata peminum kopi lebih sering menambahkan gula, krimer, dan susu rendah lemak untuk menambahkan rasa. Sedangkan peminum teh lebih sering menambahkan madu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Keduanya pun menghitung kalori dari tambahan tersebut. Dalam jurnal, mereka menulis, gula menambahkan 60 persen kalori. Jumlah ini lebih banyak ketimbang lemak yang hanya 30 persen.

Peminum teh lebih tinggi lagi. Mereka, tulis An dan Shi dalam jurnal, mendapatkan kalori ekstra dari tambahan rasa sekitar 85 persen, jauh lebih tinggi daripada lemak makanan yang hanya 9 persen.

Tak hanya itu, efek kalsium susu juga akan hilang jika dicampur kopi atau teh, yakni 22 miligram kalsium pada kopi dan 3 miligram pada teh. Angka tersebut lebih kecil daripada kebutuhan kalsium tubuh per hari yang mencapai 1.000 miligram.

Nah, masih mau menambahkan pemanis dalam kopi atau teh Anda?

PUBLIC HEALTH | EUREKA ALERT | AMRI M.


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

Kepala Badan Riset Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko dalam diskusi Ngobrol @Tempo bertajuk
BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.


Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

 Presiden RI Joko Widodo menyampaikan sambutan saat menghadiri Muktamar XXIII Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) di Medan, Sumatra Utara, Sabtu 19 Agustus 2023. ANTARA/Gilang Galiartha
Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik


Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Presiden Joko Widodo menyampaikan pernyataan terkait Piala Dunia U-20, di Istana Merdeka, Selasa, 28 Maret 2023. YouTube/Sekretariat Presiden
Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.


Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Demonstran Anti Globalisasi berdemonstrasi menentang pertemuan World Economy Forum di Jenewa, (1/2).  AFP PHOTO / NICHOLAS RATZENBOECK
Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.


Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Tangkapan layar - Presiden Jokowi saat menghadiri Peringatan HUT ke 77 PGRI dan Hari Guru Nasional di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu 3 Desember 2022. ANTARA/Indra Arief Pribadi)
Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi


Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.


BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyelenggarakan penganugerahan Habibie Prize 2022, yang bekerja sama dengan Yayasan SDM-IPTEK, pada Kamis, 10 November 2022. (Tangkapan layar YouTube/BRIN)
BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.


Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.


Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.
Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.


Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia | Source foto: freepik
Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia