TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono menyebut pernyataan mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Antasari Azhar, terkait dirinya, sebagai kampanye hitam. SBY menduga ada yang ingin merusak namanya, juga nama Agus Harimurti Yudhoyono yang tengah bertarung di kancah pemilihan kepala daerah DKI Jakarta.
"Nasib Agus tampaknya sama dengan nasib saya saat pemilihan Presiden 2004 lalu. Saya difitnah, ada buletin, saya bacanya di Jawa Timur, di situ ada pembunuhan karakter," ujar SBY saat jumpa pers di kediamannya, Jalan Mega Kuningan Timur VII, Jakarta Pusat, Selasa, 14 Februari 2017.
Baca: Dituding Antasari, SBY: I Have To Say Politik Ini Kasar
SBY menggelar jumpa wartawan di rumahnya setelah dzikir bersama kerabat dan rekan politiknya. Langkah ini dilakukannya sebagai reaksi menanggapi tudingan Antasari. Sebelumnya, SBY menanggapinya dengan memberikan pernyataan lewat akun Twitter-nya.
Antasari mengadukan dugaan rekayasa kasusnya kepala Bareskrim Polri bersama pengacaranya, Harjadi Jahja, serta adik Nasrudin Zulkarnaen, Andi Syamsuddin Zulkarnaen, Selasa, 14 Februari 2017. Antasari pun gamblang meminta SBY jujur terhadap kasus pembunuhan yang dituduhkan kepadanya.
Baca: Dituding Antasari Membawa Pesan SBY, Ini Jawaban Hary Tanoe
Antasari mengaku sempat didatangi bos MNC Group Hary Tanoesoedibjo kala menangani kasus aliran dana Yayasan Pengembangan Perbankan Indonesia yang melibatkan besan SBY, Aulia Pohan. Dia menyebut Hary sebagai utusan dari Cikeas yang membawa pesan padanya agar tidak menahan Aulia Pohan.
Hary Tanoe juga telah menyampaikan bantahannya atas tudingan Antasari tersebut. Bantahan itu disampaikan melalui kuasa hukumnya Hotman Paris Hutapea. "Menurut Hary Tanoesoedibjo pemberitaan tersebut hanya untuk sensasi belaka," ujar Hotman dalam keterangan tertulis, Selasa, 14 Februari 2017.
Petinggi Partai Demokrat ini mengaku sudah memperkirakan gerakan politik yang akan memanfaatkan pernyataan Antasari. "Saudara dan sahabat saya banyak yang mengingatkan. Itu saya dengar cukup lama, sejak dua bulan lalu, dan ternyata benar," kata dia.
Baca: Merasa Diserang, SBY: Banyak yang Menghindari Saya
Dia menampik melakukan kriminalisasi terhadap Antasari, terkait kasus pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen. Terlebih, SBY meminta penegak hukum kembali membuka kasus tersebut, dan mengadu fakta yang ada.
SBY yang menjabat sebagai Presiden RI selama dua periode (2004-2014) itu tak ragu menyebut bahwa grasi yang diberikan Presiden Joko Widodo terhadap Antasari bermuatan politik.
"Serangan ini diluncurkan satu hari sebelum pemungutan suara. Sulit untuk tidak mengatakan bahwa serangan dan fitnah ini terkait langsung dengan pilkada Jakarta," tutur SBY.
Menurut dia, pernyataan Antasari kepada awak media saat mendatangi Badan Reserse Kriminal Polri, Selasa siang, sudah direncanakan. "Ada aktor politik di belakangnya. Harapannya (aktor politik) tersebut agar (jumlah) suara untuk Agus kalah."
YOHANES PASKALIS | VINDRY FLORENTIN