TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo menganggap kunjungan Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud ke Indonesia bulan depan akan menjadi kunjungan bersejarah. Sebab, ini menjadi kunjungan Raja Arab Saudi yang pertama dalam 46 tahun terakhir.
"Yang terakhir datang adalah Sri Baginda Faisal pada 46 tahun lalu," ujar Presiden Joko Widodo saat menyambut delegasi Arab Saudi dari Dewan Syura di Istana Kepresidenan, Kamis, 16 Februari 2017.
Presiden Jokowi mengatakan kunjungan Raja Salman tidak hanya akan menjadi kunjungan yang bersejarah, tapi juga menjadi kunjungan penting. Sebab, kunjungan itu akan berperan dalam menjaga dan bahkan memperkuat hubungan antara Indonesia dan Arab Saudi.
Baca juga:
Hasto PDIP: Wajah Mas Ahok Cerah karena Menang di Petamburan
Insiden Dewi Perssik-Nassar, Inul Kebanjiran Curhat Netizen
"Saya tahu Dewan Syura juga akan bertemu dengan Ketua DPR Republik Indonesia. Itu juga penting, agar kerja sama antara Dewan Syura Arab Saudi dan DPR dapat mendukung hubungan bilateral Arab Saudi dengan Indonesia," ucapnya.
Delegasi Arab Saudi dari Dewan Syura, Abdullah bin Mohammed bin Ibrahim Al-Sheikh, menuturkan Raja Salman amat memperhatikan Indonesia sebagai salah satu negara dengan mayoritas penduduk muslim di dunia. Karena itu, Raja Salman siap memajukan kerja sama antara Indonesia dan Arab Saudi.
"Ada beberapa sektor yang perlu dimajukan di antara kedua negara. Hubungan sejarah antara Saudi dan Indonesia akan terus berlanjut. Kunjungan kami juga untuk membahas sektor potensial yang bisa dimajukan kedua negara," ujar Abdullah.
Baca juga:
Pembunuhan Kim Jong-nam, WNI Asal Serang Ditangkap
Demi Pilkada, Kupang Baru Rayakan Valentine's Day Hari Ini
Secara terpisah, Wakil Menteri Luar Negeri Abdurrahman Mohammad Fachir menyatakan ada banyak hal yang disampaikan Presiden Jokowi kepada perwakilan Arab Saudi perihal kerja sama kedua negara. Beberapa di antaranya komitmen investasi Arab Saudi di Indonesia, perlindungan terhadap warga yang melakukan haji, toleransi beragama, dan upaya memerangi terorisme.
"Ketua Dewan Syuro ini punya perhatian khusus mengenai terorisme. Beliau memiliki serta mengarang buku mengenai terorisme dan bagaimana menanganinya. Tadi juga disinggung soal penurunan volume perdagangan," tuturnya.
ISTMAN M.P.