TEMPO.CO, Frankfurt—Harian Jerman, Bild, terpaksa meminta maaf setelah polisi membantah laporan utama mereka tentang tuduhan pelecehan massal oleh 50 pengungsi Timur Tengah terhadap sejumlah perempuan di Kota Frankfurt pada Malam Tahun Baru lalu.
Seperti dilansir The Sydney Morning Herald, Kamis 16 Februari 2017, Bild meminta maaf setelah penyelidikan polisi menunjukkan laporan yang dimuat harian itu pada 6 Februari lalu ternyata kabar bohong.
Baca: Tahun Baru, Polisi Jerman Tangkap 650 Pria Afrika Utara
“Tim redaksi Bild meminta maaf atas laporan bohong dan tuduhan kepada para pengungsi. Ini tidak seperti standar jurnalistik yang diterapkan Bild,” demikian pernyataan harian itu.
Dalam laporan itu, Bild mewawancarai koki dan seorang perempuan berusia 27 tahun yang mengaku dilecehkan oleh 50 pria Timur Tengah di dekat kamp pengungsian Hasse.
“Orang-orang ini mendatangi restoran, mencuri jaket pelanggan dan melecehkan sejumlah perempuan,” kata koki restoran di Distrik Fressgass, kepada Bild.
Namun hasil penyelidikan polisi Frankfurt tidak menemukan kasus yang dituduhkan. Bahkan salah satu orang yang diduga menjadi korban pelecehan, tidak berada di Franskfurt, saat tuduhan kejahatan itu terjadi.
“Wawancara dengan saksi, tamu, dan pegawai restoran menunjukkan kasus pelecehan ini bahkan tidak terjadi,” demikian pernyataan kepolisian Jerman kepada harian Frankfurter Rundschau.
Seperti dikutip The Independent, jaksa Frankfurt kini tengah menyelidiki dua orang yang dituduh terlibat dalam pembuatan kabar bohong itu.
Kasus pelecehan seksual menjadi masalah sensitif di Jerman setelah serangkaian kasus terjadi di Kota Cologne pada Malam Tahun Baru 2016. Sekelompok pria mabuk asal Afrika Utara menyerang dan merampok ratusan perempuan di kota itu.
Masalahnya, kabar bohong yang dilansir Bild ini langsung diedarkan secara luas oleh media sayap kanan di beberapa negara yang menolak kehadiran pengungsi di Jerman, seperti Breibart di Amerika Serikat dan Daily Express di Inggris.
Hingga berita ini diturunkan, kedua laman ekstrim kanan itu hanya menambahkan kabar baru tentang hasil penyelidikan polisi, tapi menolak menarik kabar bohong itu.
Akibat kabar-kabar keji tentang pengungsi, Jerman kini menghadapi sejumlah serangan terhadap pengungsi dan imigran. Termasuk oleh propaganda partai ekstrim kanan Jerman, AfD setelah sekitar satu juta pengungsi asal Timur Tengah memasuki Jerman pada 2015.
SYDNEY MORNING HERALD | THE INDEPENDENT | EXPRESS | SITA PLANASARI AQUADINI