TEMPO.CO, Jakarta - Banyak kawasan yang dulunya seakan tak punya potensi wisata mampu bersalin rupa menjadi kawasan yang menarik perhatian para turis. Contohnya, kawasan ekowisata gunung api purba Nglanggeran, Yogyakarta. Sebelum dikelola secara serius sebagai kawasan ekowisata, masyarakat setempat kerap mencari kayu dan batu untuk dijual guna memenuhi kebutuhan hidup mereka. Saat itu, tak banyak warga yang peduli akan pengembangan wisata sebagai sumber perekonomian.
Kini, kawasan tersebut menjadi kebanggaan masyarakatnya. Bahkan, untuk menunjukkan ciri khas kawasan, nama asli mereka ditambah dengan kata “purba”, seperti marga suku Batak. Misalnya, Sugeng Handoko Purba. "Kata purba menjadi ciri khas kami di media sosial," kata Sugeng, salah seorang penggerak dan pengelola kawasan ekowisata gunung api purba Nglanggeran, kepada Tempo.
Pemahaman masyarakat soal konservasi alam semakin meningkat setelah gempa Yogyakarta pada 2006. Seiring dengan waktu dan usaha para pemuda setempat, kawasan wisata ini kian berkembang. Setelah 2008, berbagai kegiatan mulai aktif dilakukan, antara lain penyediaan rumah warga yang dapat dihuni oleh para pelancong. Hingga saat ini, tercatat ada sekitar 80 rumah tinggal yang berkapasitas total 250 orang.
Dari sisi alam, kawasan gunung api purba Nglanggeran menyuguhkan keindahan yang luar biasa. Di sana ada Air Terjun Njuruk Talang dengan bebatuan berundak yang sangat indah di kala musim hujan. Hamparan terasering sawah menjadi pemandangan yang alami di sekitar gunung api purba.
Pegunungan yang berada di ketinggian 200-700 meter di atas permukaan laut ini berjarak sekitar 25 kilometer dari Kota Yogyakarta. Jarak itu bisa ditempuh dalam waktu satu jam jika kondisi jalan normal.
Pada hari biasa, jumlah pengunjung mencapai 300-500 orang. Adapun pada hari libur, jumlah turis bisa lebih dari 1.000 orang per hari. Hasil penjualan tiket masuk dikelola oleh para pemuda untuk pengembangan wisata, insentif pengelola, kas desa, dan sebagian kecil masuk ke kas pemerintah daerah.
Berbagai kegiatan dapat dipilih wisatawan saat berkunjung ke kawasan ini, antara lain outbound, pendakian gunung, panjat tebing, flying fox, serta paket wisata budaya, seperti wisata bertani, pelatihan karawitan, dan pembuatan batik topeng. “Tamu bisa berinteraksi dengan warga sambil disuguhi makanan khas Gunungkidul," kata Sugeng.
Selanjutnya:Turun Ke Sawah Hingga Membatik Topeng