INFO PURWAKARTA - Hari kasih sayang atau Valentine Day yang jatuh pada Selasa, 14 Pebruari 2017, bukan melulu milik kaum muda-mudi perkotaan. Tetapi, pasangan kakek Maih, 70 tahun dan nenek Kasih, 80 tahun, warga Kelurahan Munjul Jaya, Purwakarta, Jawa Barat, juga tak ketinggalan melakukan hal sama.
"Kami juga nggak mau ketinggalan sama anak-anak muda buat merayakan hari kasih sayang," kata kekek Maih, saat ditemui awak media di rumah panggungnya yang sederhana, Selasa sore. Ia tampak mesra bersama nenek Kasih.
Beberapa kali keduanya bahkan memperlihatkan adegan kemesraannya dengan saling bergandeng tangan. "Sesekali dalam sebulan kami juga masih melakukan hubungan intim," tutur Maih, yang tuna netra itu sambil tertawa.
Pasangan yang menjalin rumah tangga saat sudah menjadi janda dan duda muda itu berjanji akan merajut kasih sayang sampai ajal menjemputnya. Buat keduanya, hari kasih sayang tidak hanya diperingati sekali dalam setahun. " Kami mah setiap hari selalu menanamkan kasih sayang dalam rumah tangga," imbuh Maih yang berprofesi sebagai tukang pijat itu.
Kisah-kasih yang dijalin kekekMaih dan Kasih selama puluhan tahun dan mengaku tak relatif tak pernah ada masalah, sampai juga ke telinga Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi. Ia pun kemudian bertandang ke rumah pasangan kakek-nenek itu sambil membawa bingkisan.
Baca Juga:
Dua buah bingkisan yang berisi sembako dan cokelat yang dibawa Kang Dedi, sapaan akrab Dedi Mulyadi, langsung diberikan kepada pasangan "sehidup-semati" itu. "Ini hadiah Valentine Day buat nenek dan kakek," ujar Kang Dedi. "Terima kasih Pak Bupati," jawab Mai dan Kasih, kompak.
Kang Dedi juga memberikan dana bantuan Rp 10 juta buat perbaikan rumah kakek Maih dan nenek Kasih. "Jangan lupa bikin WC-nya ya," ucap Kang Dedi.
Bupati yang sehari-harinya selalu mengenakan pakaian khas Sunda pangsi lengkap dengan ikat kepalanya itu, mengaku kagum atas pasangan kakek Maih dan nenek Kasih. Sebagai orang "jadul" pasangan harmonis yang pernah kandas merajut cinta di masa mudanya itu, tak pernah koar-koar soal kasih sayang yang selalu ditanamkannya dalam biduk rumah tangganya.
"Kasih-sayangnya tak pernah terekspresikan dalam pergaulan sosial, tetapi, lebih pada sikap dan perbuatan dalam rumah tangganya sendiri," jelas Kang Dedi. Beda dengan anak-anak sekarang yang memaknai Hari Kasih Sayang dengan mengekspresikannya melulu dengan kata-kata.
"Hari-hari kasih sayang anak-anak muda hari ini adalah dieskpresikan melalui eksploitasi seksual," tegas Kang Dedi. Paradigma itu jelas harus diluruskan. Dan itu menjadi kewajiban para orang tua di rumah dan gurur-guru di sekolah.(*)