TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) pada akhir 2016 menunjukkan perbaikan. Per Desember lalu, NPL gross hanya sebesar 2,9 persen. Bahkan NPL nett berada di level 1,2 persen.
"Di setiap akhir tahun, kadang perbaikan terjadi, tapi belum tentu mencerminkan kondisi rata-rata sepanjang tahun," ujar Agus saat ditemui seusai rapat Dewan Gubernur BI, Jakarta, Kamis malam, 16 Februari 2017.
Baca Juga: BI Waspadai Kenaikan Fed Rate Maret
Untuk tahun ini, menurut Agus, NPL gross akan berada di kisaran 3,1 persen. Sementara itu, dia memprediksi NPL nett hanya berada di level 1,5 persen. "Kalau gross mencapai 5 persen, tentu akan menjadi perhatian dan kekhawatiran. Tapi kita selalu bisa menjaga NPL nett di bawah 1,5 persen," ucapnya.
Sebelumnya, Agus menuturkan kondisi sistem keuangan tetap stabil. Hal itu didukung ketahanan industri perbankan dan stabilitas pasar keuangan. Pada Desember 2016, rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) mencapai 22,7 persen.
Selain itu, menurut Agus, rasio likuiditas berada di level 20,9 persen. Adapun rasio NPL gross tercatat sebesar 2,9 persen dan NPL nett 1,2 persen. Sementara itu, pertumbuhan dana pihak ketiga pada 2016 mencapai 9,6 persen.
Simak: Mau Kredit Mobil? BCA Tawarkan Bunga 3,6 Persen
Pertumbuhan kredit sepanjang 2016 hanya mencapai 7,9 persen. Angka tersebut lebih rendah dibanding pada 2015 yang mencapai 10,5 persen karena masih rendahnya permintaan kredit akibat konsolidasi yang dilakukan korporasi dan masih lambatnya pertumbuhan ekonomi dunia.
ANGELINA ANJAR SAWITRI