Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bupati Lampung Tengah Apresiasi Napak Tilas Tan Malaka

Editor

Dwi Arjanto

image-gnews
Penerus gelar Datuk Tan Malaka, Hengki Novaro Arsil berjalan diiringi kerabat Ibrahim Datuk Tan Malaka berjalan menuju Balai Adat dalam prosesi penyerahan mandat kepada tim delegasi penjemput jasad Tan Malaka. TEMPO/Hari Tri Wasono
Penerus gelar Datuk Tan Malaka, Hengki Novaro Arsil berjalan diiringi kerabat Ibrahim Datuk Tan Malaka berjalan menuju Balai Adat dalam prosesi penyerahan mandat kepada tim delegasi penjemput jasad Tan Malaka. TEMPO/Hari Tri Wasono
Iklan

TEMPO.CO, Bandarlampung - Bupati Lampung Tengah Mustafa mengapresiasi kunjungan sejumlah tokoh adat Tan Malaka Sumatera Barat yang sedang melakukan perjalanan napak tilas mengembalikan abu jasad Tan Malaka yang merupakan salah satu tokoh revolusioner Indonesia.

"Kehadiran mereka diharapkan menjadi ikatan persaudaraan yang berdampak pada semangat persatuan dan kesatuan bangsa," kata Mustafa dalam keterangan yang diterima di Bandarlampung, Ahad, 19 Februari 2017.

Mustafa mengajak masyarakat untuk bisa meneladani sosok Tan Malaka. Pemikiran-pemikirannya, ideologi yang dianut dan semangatnya dalam memperjuangkan hak-hak rakyat.

"Beliau adalah tokoh besar, kita sebagai generasi penerus bangsa harus bisa melanjutkan perjuangan-perjuangan beliau dalam membangun bangsa ini. Kita juga harus bisa meneladani semangat Tan Malaka dalam membela dan memperjuangkan hak-hak rakyat," ujar bupati.

Baca : Soal Pemindahan Jasad Tan Malaka, Keluarga Belum Solid

Pada kesempatan itu, Mustafa juga memberikan gelar kehormatan kepada empat tokoh adat Tan Malaka yakni Datuk Verizal Ridwan dengan gelar Suttan Purnama Agung, Datuk Tanbaro dengan gelar Rajo Tihang, Datuk Tambirajo dengan gelar Suttan Mangkubumi dan Suttan Keselarasan Setangkai dengan gelar Suttan Penyeimbang Adat.

Dengan pemberian gelar adat, Mustafa berharap akan terjalin persaudaraan antara adat Lampung dan Minangkabau.

Rombongan napak tilas tersebut berjumlah sekitar 150 orang ini disambut Bupati Mustafa di rumah dinas, Sabtu (18/2). Mereka hadir dalam balutan adat Minangkabau yang terdiri atas para ninik mamak dan para datuk. Hadir pula raja dari kerajaan Cepu Blora yakni Raja Barik. Penyambutan sendiri dilakukan Bupati Mustafa dengan konsep adat yang melibatkan raja dan pangeran dari kesultanan Lampung.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Datuk Verizal Ridwan, salah satu tokoh adat Tan Malaka menerangkan, kedatangannya ke Kabupaten Lampung Tengah merupakan bagian dari ritual perjalanan adat dalam rangka mengembalikan jasad Tan Malaka yang keberadaannya di Desa Selopanggung, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri.

Simak : Jasad Tan Malaka Akan Dikubur Dekat Masjid

Tan Malaka atau Sutan Ibrahim gelar Datuk Tan Malaka adalah seorang aktivis pejuang nasionalis Indonesia. Dia juga pejuang yang banyak melahirkan pemikiran-pemikiran yang berbobot.

Tan Malaka tewas secara misterius pada Februari 1949 dan dalam beberapa dekade belum diketahui secara pasti keberadaan jasadnya. Namun Harry A. Poeze, seorang Sejarawan Belanda menyebutkan bahwa Tan Malaka ditembak mati di Kediri.

"Ritual kami saat ini adalah dalam rangka melakukan penjemputan jasad Tan Malaka untuk dikembalikan di tanah kelahirannya di Minangkabau tepatnya di Suliki Sumatera Barat. Tan Malaka merupakan putera terbaik Minangkabau yang banyak berjasa di 19 negara, termasuk Indonesia yang akhirnya berani memplokamirkan kemerdekaan berkat pemikiran-pemikirannya. Kami ingin jasad Tan Malaka dikembalikan di tanah kami," papar Datuk Verizal.

Keterkaitannya dengan Kabupaten Lampung Tengah, Datuk Verizal yang merupakan Wakil Bupati Kabupaten Lima Puluh Kota ini menerangkan, Lampung Tengah merupakan salah satu wilayah di Lampung yang sempat menjadi persinggahan Tan Malaka selama melakukan perjalanan di sejumlah wilayah di Indonesia.

ANTARA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

3 Fakta Cut Nyak Dhien di Sumedang, Mengajar Agama dan Disebut Ibu Suci

3 hari lalu

Sejumlah siswa meliha foto pahlawan Cut Nyak Dhien saat bermain di sekolah yang terbengkalai di SDN 01 Pondok Cina, Depok, Jawa Barat, 27 Agustus 2015. Tempo/M IQBAL ICHSAN
3 Fakta Cut Nyak Dhien di Sumedang, Mengajar Agama dan Disebut Ibu Suci

Cut Nyak Dhien sangat dihormati masyarakat Sumedang dan dijuluki ibu perbu atau ibu suci. Ia dimakamkan di tempat terhormat bangsawan Sumedang.


Kisah Cut Nyak Dhien Ditetapkan Sebagai Pahlawan Nasional 60 Tahun Lalu, Rakyat Aceh Menunggu 8 Tahun

3 hari lalu

Cut Nyak Dien. peeepl.com
Kisah Cut Nyak Dhien Ditetapkan Sebagai Pahlawan Nasional 60 Tahun Lalu, Rakyat Aceh Menunggu 8 Tahun

Perlu waktu bertahun-tahun hingga akhirnya pemerintah menetapkan Cut Nyak Dhien sebagai pahlawan nasional.


Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

3 hari lalu

Kepala Kejaksaan Tinggi Negeri Yogyakarta Tony Spontana menaburkan bunga di nisan Nyi Hadjar Dewantara dalam peringatan hari pendidikan nasional di Taman Makam Wijaya Brata, Yogyakarta, 2 Mei 2016. Upacara dan ziarah makam tersebut dihadiri ratusan siswa/i serta keluarga besar Ki Hadjar Dewantara. TEMPO/Pius Erlangga
Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

Sebelum memperjuangkan pendidikan, Ki Hadjar Dewantara adalah wartawan kritis kepada pemerintah kolonial. Ia pun pernah menghajar orang Belanda.


Reza Rahadian Mengaku tertarik Perankan Leluhurnya, Siapa Thomas Matulessy?

15 hari lalu

Ketua Komite Festival Film Indonesia atau FFI 2021, Reza Rahadian saat menghadiri peluncuran FFI 2021 secara virtual pada Kamis, 15 Juli 2021. Dok. FFI 2021.
Reza Rahadian Mengaku tertarik Perankan Leluhurnya, Siapa Thomas Matulessy?

Dalam YouTube Reza Rahadian mengaku tertarik memerankan Thomas Matulessy jika ada yang menawarkan kepadanya dalam film. Apa hubungan dengannya?


Legenda Lagu Hari Lebaran Karya Ismail Marzuki, Begini Lirik Lengkapnya

23 hari lalu

Komponis Ismail Marzuki. Wikipedia
Legenda Lagu Hari Lebaran Karya Ismail Marzuki, Begini Lirik Lengkapnya

Ismail Marzuki menciptakan lagu tentang Hari Lebaran yang melegenda. Begini lirik dan profil pencipta lagu tentang Lebaran ini?


Profil Usmar Ismail, Wartawan yang Jadi Bapak Film Nasional

36 hari lalu

Usmar Ismail. Dok.Kemendikbud
Profil Usmar Ismail, Wartawan yang Jadi Bapak Film Nasional

Usmar Ismail dikenal sebagai bapak film nasional karena peran penting dalam perfilman Indonesia, Diberi gelar pahlawan nasional oleh Jokowi.


Beijing Sepakati Anggaran Pemerintah Pusat dan Daerah Periode 2024

54 hari lalu

Mantan presiden Cina Hu Jintao meninggalkan kursinya dikawal dua pria saat upacara penutupan Kongres Nasional ke-20 Partai Komunis Cina, di Aula Besar Rakyat di Beijing, Cina, 22 Oktober 2022. REUTERS/Tingshu Wang
Beijing Sepakati Anggaran Pemerintah Pusat dan Daerah Periode 2024

Sidang parlemen "Dua Sesi" Cina resmi ditutup dengan hasil akhir menyepakati anggaran pemerintah pusat dan daerah periode 2024, menerima laporan kerja


Pemda Diminta Koordinasi dengan Bulog Bantu Salurkan Beras SPHP

26 Februari 2024

Pemda Diminta Koordinasi dengan Bulog Bantu Salurkan Beras SPHP

Penyaluran beras SPHP dimaksimalkan sebanyak 200 ribu ton per bulan untuk periode Januari-Maret 2024.


Pemerataan Dokter Spesialis Bisa Dimulai dari Dukungan Pemerintah Daerah

23 Februari 2024

Ilustrasi dokter. Sumber: Getty Images/iStockphoto/mirror.co.uk
Pemerataan Dokter Spesialis Bisa Dimulai dari Dukungan Pemerintah Daerah

Ketua IDI Mohammad Adib Khumaidi mengatakan, pemerintah daerah berperan untuk pemerataan dokter spesialis


Jika Prabowo Jadi Presiden, Butet Kertaradjasa Cemas Soeharto Ditetapkan Pahlawan Nasional

17 Februari 2024

Seniman monolog Butet Kartaredjasa menanggapi pelaporan dirinya ke polisi oleh relawan Presiden Jokowi. Tempo/Pribadi Wicaksono.
Jika Prabowo Jadi Presiden, Butet Kertaradjasa Cemas Soeharto Ditetapkan Pahlawan Nasional

Seniman Butet Kertaradjasa cemas bila Prabowo Subianto menjadi presiden menghidupkan kembali Orde Baru