TEMPO.CO, Teheran- Meskipun mendapatkan tekanan dari Amerika Serikat, Iran tetap melakukan uji coba misil pada Senin, 20 Februari 2017. "Uji coba ini sebagai persiapan bagi militer menghadapi para agresor asing," demikian Pengawal Revolusi Iran, pasukan elit negeri itu,
seperti dikutip kantor berita Fars.
Tidak ada keterangan detail mengenap jarak tempuh misil yang ditembakkan.
AS menerapkan sanksi baru bagi Teheran terkait dengan uji coba rudal yang dilancarkan baru-baru ini. Menurut AS, uji coba yang dilakukan itu melanggar kesepakatan nuklir antara komunitas internasional dengan Iran.
Sebaliknya, Iran berdalih bahwa apa yang dilakukan itu sama sekali tidak melanggar kesepakatan Wina 2015 sebab uji coba misil yang ditembakkan itu tidak memiliki kemampuan membawa hulu ledak nuklir. "Tudingan Washington itu amatiran," kata Iran.
Menteri Luar Negeri Javad Zarif meyakinkan peserta Konferensu Keamanan Munich akhir bahwa program militer Iran dan uji coba misil hanyalah untuk pertahanan perbatasan dan tidak untuk mengancam negara lain.
Menurutnya, Teheran tidak perlu meminta izin kepada negara-negara asing karena Iran memiliki hak.
EBL NEWS | CHOIRUL AMINUDDIN