TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan media massa, khususnya media elektronik, tidak boleh menyebarkan berita palsu atau hoax sehingga menjadi sumber pemecah belah kehidupan bernegara.
"Digitalisasi itu berjalan cepat. Kita harus cepat antisipasi pemberitaan hoax itu, sehingga pemberitaan media kita juga berita-berita positif, yang seimbang dan mendidik rakyat," ucapnya dalam siaran pers di Jakarta, Kamis, 23 Februari 2017.
Baca juga:
Begini Kisah Hoax dari Zaman Sukarno hingga Jokowi
Begini Harusnya Humas Pemerintah Meredam Hoax
Luhut menyampaikan hal tersebut saat menjadi pembicara utama pada pembukaan Konferensi Internasional Annual Meeting Presiden OIC Broadcasting Regulatory Authorities Forum (IBRAF) di Bandung, Rabu, 22 Februari 2017.
Pertemuan yang mengusung tema "Media for World Harmony" itu mengangkat topik, antara lain, tentang masalah digitalisasi dan konvergensi media. Menurut Luhut, dunia penyiaran terkini harus lebih dewasa dalam menyajikan pemberitaan, sehingga tidak menyiarkan informasi yang bersifat hoax.
Baca pula:
HPN 2017, Jokowi Pusing Berita Hoax di Media Sosial
Marak, Muhammadiyah Akan Buat Fikih Soal Hoax
Luhut pun mendukung dan menyambut positif acara pertemuan ini karena dapat menunjukkan peran Indonesia sebagai salah satu negara yang bisa memelihara harmoni, terlepas dari persoalan-persoalan penyiaran yang negatif.
"Forum ini dibuat untuk menunjukkan penyiaran di Indonesia semakin harmoni dalam berbangsa dan bernegara," ujar Luhut. Selain sebagai ajang pertukaran informasi, konferensi ini membawa pesan kepada dunia bahwa penyiaran memiliki peran dalam menghadirkan harmoni dalam kehidupan antarbangsa.
Perhelatan ini diikuti delegasi 46 negara, antara lain Turki, Maroko, Selandia Baru, Korea Selatan, Singapura, dan Australia. Masing-masing delegasi berbagi pengalaman tentang pengaturan media baru dalam konvergensi media.
Turut hadir dalam acara tersebut, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, dan Rektor Universitas Padjadjaran Med Tri Hanggada.
ANTARA
Simak:
Pulang Umrah, Adik Ipar Jokowi Belum Bisa Ditemui
Langkah Politik Gede Pasek Suardika, Berlabuh di Hanura