TEMPO.CO, Missouri - Umat Islam di Amerika Serikat menggalang dana untuk perbaikan makam Yahudi di St Louis, Missouri. Dalam satu hari, penggalangan dana oleh aktivis muslim, Linda Sarsour dan Tarek El-Messidi, mengumpulkan dana sebesar US$ 55 ribu (sekitar Rp 715 juta).
”Muslim Amerika berdiri bersama dalam solidaritas dengan komunitas Yahudi-Amerika untuk mengutuk perusakan makam sebagai tindakan mengerikan dan bentuk penodaan,” demikian pernyataan juru bicara penggalangan dana tersebut, Rabu 22 Februari 2917.
Penggalangan dana itu terbilang cepat karena dalam tiga jam, terkumpul uang sebesar US$ 20 ribu (sekitar Rp 260 juta). ”Dana yang tersisa, setelah pemakaman dipulihkan, akan dialokasikan untuk memperbaiki pusat pemakaman Yahudi lainnya yang rusak,” ujar dia.
Lebih dari 100 batu nisan di pemakaman Chesed Shel Emeth di Missouri, yang berusia lebih dari 100 tahun, rusak akibat aksi vandalisme kelompok anti-Semit. Belakangan ini, jumlah aksi tersebut meningkat di Amerika Serikat.
Pada Senin lalu, 11 komunitas Yahudi di sejumlah negara bagian, seperti Houston, Chicago, dan Milwaukee, dilaporkan menerima ancaman bom. Ancaman serupa dialami 27 fasilitas Yahudi di 17 negara bagian, pekan lalu. Saat disambangi, petugas sama sekali tidak menemukan bom. Layanan di lokasi kembali normal setelah dilakukan evakuasi. Meski demikian, Biro Federal Investigasi atau FBI (Federal Bureau of Investigation) bersama Departemen Kehakiman tengah menyelidiki insiden tersebut.
Organisasi Masyarakat Islam Amerika Utara atau ISNA (Islamic Society of North America) dari Missouri dan Dewan Islam Amerika atau Council on American-Islamic Relations mengecam aksi vandalism tersebut. ”Kami mendorong anggota kami memberi sokongan dan dukungan kepada tetangga warga Yahudi untuk membangun kembali makam tersebut,” ujar Presiden ISNA, Azhar Aziz.
Presiden AS Donald Trump mengutuk aksi vandalisme itu. Ia menggambarkan ancaman yang menyasar komunitas Yahudi di Amerika sebagai hal "mengerikan dan menyakitkan". Komunitas muslim dan Yahudi khawatir atas meningkatnya kasus diskriminasi selama beberapa bulan terakhir. ”Kami berharap bisa mengirim pesan bersatu dari komunitas Yahudi dan muslim bahwa tidak ada tempat untuk kebencian, penodaan, dan kekerasan di Amerika,” kata Sarsour dan Messidi.
BBC | AL JAZEERA |SUKMA | INDEPENDENT|YON DEMA