TEMPO.CO, Seoul – Ahli senjata kimia Korea Selatan mengklaim Korea Utara memiliki hampir 5.000 ton senjata kimia, termasuk racun yang digunakan untuk membunuh Kim Jong-nam, VX.
Pernyataan itu dibuat mengutip laporan kertas putih Pertahanan di Kementerian Pertahanan Korea Selatan pada 2014 bahwa Korea Utara mulai mengeluarkan senjata kimia pada tahun 1980. Korea Utara diperkirakan memiliki stok sekitar 2.500 sampai 5.000 ton senjata kimia.
Berita terkait: Mengenal Racun Mematikan VX yang Bunuh Kim Jong-nam
Sebelumnya, pada 2012, sebuah laporan lain berupa film dokumenter juga menyebutkan bahwa Korea Utara memiliki fasilitas produksi senjata kimia di delapan lokasi, termasuk pelabuhan timur laut Chongjin dan kota barat laut Sinuiju.
“Korea Utara diyakini memiliki simpanan besar VX dan mudah diproduksi dengan biaya yang murah,” kata analis Lee Il-woo dari Jaringan Pertahanan Swasta Korea, seperti yang dilansir The Star pada 24 Februari 2017.
Berita terkait: Satu Wanita Tersangka Pembunuh Kim Jong-nam Terkena Racun VX
Il-woo menjelaskan, racun VX yang dikembangkan sekitar 100 tahun yang lalu dapat dihasilkan di laboratorium kecil atau di fasilitas untuk memproduksi pestisida. Bahan tersebut menyerap ke seluruh tubuh melalui kulit, mata, atau hidung, tidak memiliki rasa dan bau, serta mampu merusak sistem saraf utama korban.
Seorang ahli lain profesor ilmu militer, Kim Jong-ha dari Universitas Hannam, mengatakan Korea Utara memiliki 16 jenis agen saraf, termasuk VX dan sarin, yang digunakan ketika serangan di Tokyo pada 1995 yang menewaskan 12 nyawa.
Baca juga: Ahli Toksikologi Gelgel: VX Lebih Mematikan daripada Sianida
Jong-ha mengatakan rezim komunis itu juga memiliki bahan kimia mematikan lainnya, termasuk gas beracun untuk membuat sesak napas, luka bakar, dan perdarahan serta 13 jenis senjata biologi, seperti antraks dan wabah terkait dengan penyakit kolera.
Kepemilikan Korea Utara terhadap senjata kimia dikecam setelah menolak menandatangani konvensi senjata kimia global yang melarang produksi, penyimpanan stok dan penggunaan senjata kimia. Lebih dari 160 negara menandatangani perjanjian itu, yang berlangsung pada 1997.
Selain Korea Utara, Amerika Serikat dan Rusia adalah negara yang diduga masih menyimpan dan belum memusnahkan VX.
THE STAR | BBC | YON DEMA