TEMPO.CO, Jakarta - Duta Besar Arab Saudi Osama bin Mohammed Abdullah Al Shuaibi menyebutkan ada 10 MoU yang akan ditandatangani Raja Arab Salman bin Abdulazis Al Saud dengan Presiden Joko Widodo. Penandatanganan itu akan dilakukan saat kunjungan Raja Arab Saudi itu ke Indonesia, 1-9 Maret 2017.
Baca juga:
DPR: Kunjungan Raja Salman Sangat Strategis
Mencicipi Kemewahan Mercy S 600 Raja Salman
"Ada 10 MoU yang akan ditandatangani," kata Osama di Kantor Kedutaan Besar Arab Saudi di Jakarta, Selasa, 28 Februari 2017.
Osama mengatakan sepuluh perjanjian itu meliputi bidang keamanan, kerja sama Islam, kesehatan, budaya, pendidikan, agrikultur, perikanan, penerbangan, investasi, serta usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
Di bidang pendidikan, kata Osama, pemerintah Arab Saudi berencana membuka tiga sekolah bahasa Arab di tiga kota, yaitu Surabaya, Medan, dan Makassar. Pembukaan sekolah itu khusus untuk mengembangkan bahasa Arab di Indonesia. "Pengembangan bahasa Arab saja, kegiatan lain tidak ada," ujarnya.
Rombongan Raja Salman tiba di Indonesia besok Rabu, 1 Maret 2017 dengan membawa 25 pangeran dan 1.500 anggota kerajaan lain. Kunjungan Raja Salman ini, kata Osama, merupakan langkah untuk memperkuat hubungan harmonis antara Arab dan Indonesia yang sudah lama terjalin. "Kami menganggap ini kunjungan yang sangat penting," katanya.
Penandatanganan 10 perjanjian kerja sama (MoU) dengan Pemerintah Arab Saudi itu dilakukan dalam pertemuan bilateral antara Raja Arab Saudi Salman bin Abdul Aziz al-Saud dan Presiden Joko Widodo di Istana Bogor, Rabu, 1 Matret 2017.
"Hubungan baik antara Arab Saudi dan Indonesia diharapkan akan semakin kuat dengan ditandatanganinya 10 MoU ini," kata Osama.
Meskipun tidak menyebut nilai yang diinvestasikan melalui perjanjian kerja sama tersebut, ia memastikan bahwa kunjungan Raja Salman ke Indonesia, bernilai besar bagi hubungan kedua negara.
Dalam bidang pendidikan, pemerintah Arab Saudi akan menyetujui kerja sama untuk pengembangan pengajaran Bahasa Arab oleh Lembaga Pendidikan Islam dan Arab (LIPIA) di tiga perguruan tinggi di Makassar, Surabaya, dan Medan.
Sementara kerja sama di bidang pariwisata, pembangkit tenaga listrik, dan energi, belum berhasil difinalisasi oleh tim kementerian terkait dari kedua negara.
"Termasuk pembahasan kerja sama antara Aramco dan Pertamina juga belum selesai dibahas," ujar Osama.
Osama menjelaskan bahwa pemerintahnya memang akan melepas sebagian saham Saudi Arabian Oil Co atau lebih dikenal dengan nama Saudi Aramco, untuk mendukung visi pembangunan 2030 dengan mengurangi ketergantungan terhadap produksi minyak.
Upaya untuk menambah keragaman pendapatan negara dilakukan pemerintah Saudi untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi seiring dengan anjloknya harga minyak dunia.
Baca juga: Raja Arab Datang, Pengamat: Jokowi Dapat 'Durian Runtuh'
"Walaupun harga minyak turun tetapi Alhamdulillah ekonomi kami tetap stabil dan kuat. Bahkan pemerintah Saudi berencana membuka rekening khusus untuk rakyat, untuk memberi bantuan keuangan dan meningkatkan kesejahteraan," kata dia.
MAYA AYU PUSPITASARI | ANTARA