TEMPO.CO, Seouk - Intelijen Korea Selatan mengungkapkan dua kementerian Korea Utara merupakan otak dari pembunuhan Kim Jong-nam. Dua kementerian itu, yakni Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Keamanan Nasional. Dua kementerian ini bahkan merekrut dua wanita tersangka pembunuhan Kim Jong-nam, Doan Thi Huong dan Siti Aisyah.
"Pembunuhan Kim Jong-nam merupakan aksi teror sistematis yang diperintahkan oleh Kim Jong-un. Operasi ini dipimpin dua kelompok pembunuh dan satu kelompok pendukung," kata Kim Byung-kee, anggota parlemen Korea Selatan usai mengadakan rapat dengan intelijen Korea Selatan seperti dikutip dari CNN, 28 Februari 2017.
Berita terkait: Kena Racun VX, Kim Jong-nam Diduga Tewas dalam 20 Menit
Dalam rapat dengan parlemen Korea Selatan, intelijen Korea Selatan memaparkan dua kelompok pembunuh itu bekerja secara terpisah. Mereka menggelar rapat singkat di Malaysia sebelum membunuh Kim Jong-nam.
Kelompok pertama terdiri dari orang-orang di Kementerian Keamanan Nasional Korea Utara yakni Ri Jae-nam. Dari Kementerian Luar Negeri yakni Ri Ji-hyon. Ri Jae-nam dan Ri Ji-hyon merekrut Doan Thi Huong, wanita Vietnam.
Kelompok kedua terdiri dari O Jang-gil dari Kementerian Keamanan Nasional Korea Utara dan Hong Song-hac, dari Kementerian Luar Negeri. Keduanya merekrut Siti Aisyah, wanita asal Indonesia.
Setelah Kim Jong-nam tewas, keempat orang dari dua kementerian di Korea Utara ini pulang ke Korea Utara.
Berita terkait: Pembunuhan Kim Jong-nam, 12 Fakta Penting Ihwal Siti Aisyah
Sementara kelompok pendukung bekerja sama dengan keempat orang dari Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Keamanan Nasional Korea Utara. Kelompok pendukung itu berasal dari Kedutaan besar Korea Utara, staf maskapai Korea Utara, Air Koryo dan satu perusahaan dagang swasta.
Kim Jong-nam tewas sekitar 20 menit setelah terpapar racun VX pada hari Senin, 13 Februari 2017 di bandara internasional Kuala Lumpur. Dua wanita menorehkan racun mematikan itu lewat semprotan dan kain yang dibekap ke wajah Kim Jong-nam dari arah belakang.
Siti Aisyah, 25 tahun, mengaku tidak tahu kalau cairan yang disemprotkan itu adalah racun. Siti mengatakan ia mengira cairan itu baby oil.
Namun Kepala Kepolisian Malaysia Khalid Abu Bakar menolak penjelasan Siti. Menurutnya, Siti dan wanita warga Vietnam itu lebih dulu dilatih menggunakan benda itu untuk ditaruh di wajah Kim Jong-nam.
Hingga sekarang, jenazah Kim Jong-nam masih berada di Malaysia. Polisi Malaysia menunggu contoh tes DNA termasuk susunan gigi dan tanda-tanda khusus di tubuhnya dari pihak keluarga untuk mengidentifikasi korban.
CNN | MARIA RITA