TEMPO.CO, Dhaka - Pemerintah Bangladesh mulai melakukan sensus terhadap pengungsi Rohingya yang tinggal di bagian tenggara negara itu sebagai syarat untuk direlokasi ke sebuah pulau terpencil.
Pejabat Biro Statistik Bangladesh Wahidur Rahman mengatakan petugasnya telah disebar ke kamp-kamp pengungsi Rohingya di Distrik Cox Bazar untuk menghitung jumlah pengungsi yang melarikan diri dari penganiayaan di Negara Bagian Rakhine, Myanmar.
Baca juga: Myanmar Akhiri Operasi Militer terhadap Rohingya
"Pada tahapan awal, kami akan mendata keluarga yang tinggal di kamp-kamp dan luar kamp, lalu kami menghitungnya," ucap Rahman, seperti dilansir Channel News Asia pada Selasa, 28 Februari 2017.
Menurut Rahman, rencana pemerintah Bangladesh merelokasi pengungsi Rohingya ke Pulau Thengar Char di Teluk Benggala adalah salah satu alasan utama dilakukan sensus.
Dhaka memperkirakan sekitar 400 ribu pengungsi Rohingya tinggal di Bangladesh, termasuk 73 ribu warga Rohingya yang melarikan diri dari tindakan keras militer di perbatasan sejak Oktober lalu.
Baca juga: Tentara Myanmar Bentuk Tim Investigasi Kasus Rohingya
Bulan lalu, pemerintah Bangladesh mengeluarkan kebijakan rencana relokasi Rohingya meskipun terdapat peringatan bahwa pulau tujuan rawan banjir, terlebih saat musim hujan. Selain itu, setiap kali gelombang pasang, pulau itu selalu terendam air.
Pulau Thengar Char terletak sejauh 60 kilometer dari ibu kota Bangladesh, Dhaka, dan merupakan sebuah pulau yang dipenuhi rawa. Pulau seluas 2.430 hektare tersebut belum dikembangkan sama sekali.
Namun pemerintah Bangladesh telah memerintahkan pembangunan dermaga, helipad, dan fasilitas pengunjung di pulau yang menjadi muara Sungai Meghna tersebut.
Baca juga: PBB: Lebih dari Seribu Warga Rohingya Tewas Dibunuh Tentara
Sebagian besar pengungsi Rohingya yang melarikan diri ke Bangladesh hidup dalam kondisi memprihatinkan di kamp-kamp pengungsi di Cox Bazar, yang berbatasan dengan Rakhine.
Warga Rohingya, yang tidak diakui kewarganegaraannya oleh Myanmar, melarikan diri dari kekerasan tentara Myanmar yang melakukan pembunuhan, pembakaran, dan pemerkosaan.
CHANNEL NEWS ASIA | YON DEMA