TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat sore, 3 Maret 2017, bergerak melemah tipis sebesar dua poin menjadi Rp 13.359, dibandingkan sebelumnya di posisi Rp 13.357 per dolar Amerika.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Jumat, mengatakan kuatnya outlook kenaikan suku bunga AS (Fed Fund Rate) kembali menahan laju dolar Amerika untuk bergerak di area positif. "Dolar AS masih berada dalam jalur kenaikan yang solid di tengah meningkatnya ekspektasi The Fed akan menaikkan suku bunganya pada Maret ini," katanya.
Baca: Akhir Pekan, Kurs Rupiah Dibuka Menguat
Saat ini, lanjut dia, mayoritas investor memposisikan kemungkinan kenaikan suku bunga Amerika, sehingga memberikan keuntungan terhadap dolar Amerika. Berdasarkan data dari program CME Groups FedWatch, menunjukkan pelaku pasar melihat 79,7 persen kemungkinan kenaikan suku bunga Amerika pada pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) 14-15 Maret nanti.
Analis dari Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada, menambahkan, sebagian besar mata uang di kawasan Asia yang melemah terhadap dolar Amerika juga turut menambah sentimen negatif bagi rupiah.
Di sisi lain, dia melanjutkan, pidato Presiden Amerika Donald Trump yang menitikberatkan pada upaya perbaikan ekonomi Amerika dengan rencana penambahan anggaran belanja di beberapa pos juga telah direspons positif oleh pelaku pasar dengan terapresiasinya dolar Amerika.
Kendati demikian, ia mengatakan sentimen domestik mengenai data inflasi yang relatif terkendali tampaknya cukup mampu menahan tekanan rupiah lebih dalam.
Dalam kurs tengah Bank Indonesia pada Jumat ini mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah menjadi ke posisi Rp 13.375 dibandingkan hari sebelumnya, Kamis, 2 Maret 2017, Rp 13.361 per dolar Amerika.
ANTARA