TEMPO.CO, Jakarta - Tenaga Ahli Madya Kantor Staf Presiden Kedeputian Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi, Agustinus Eko Rahardjo, mengatakan Presiden Joko Widodo menitipkan keselamatan tenaga kerja Indonesia (TKI) di Arab Saudi kepada Raja Salman.
Hal ini menjawab mengapa tak ada MoU tentang TKI antara kedua negara. "Pada pertemuan empat mata, Presiden menitipkan keselamatan 1,5 juta TKI di Arab Saudi," kata Agutinus Eko Rahardjo saat ditemui dalam sebuah diskusi di Gado-Gado Boplo, Jakarta Pusat, Sabtu 4 Maret 2017.
Infografik: Berdagang Orang ke Malaysia
Pria yang disapa Jojo ini menyampaikan kalau MoU bersifat sangat teknis dan detail, sedangkan dia melihat tak semuanya harus bersifat detail. Dia menambahkan dari pembicaraan empat mata tersebut ada kesepahaman antara Presiden Jokowi dengan Raja Salman.
Baca juga:
Lawatan Raja Salman, RI dan Arab Angkat Citra Islam Moderat
Dana Kredit Rp 13,3 T Raja Salman Tak Cair Dalam Waktu Dekat
Dalam pertemuan tersebut, kata Jojo, Presiden menyampaikan kalau selama ini tenaga kerja Indonesia di Arab Saudi sudah memberikan kontribusi kepada pembangunan perekonomian Arab Saudi. Raja Salman menyambut ucapan ini dengan mengatakan kalau WNI merupakan Warga Negara Arab Saudi juga.
Investigasi: Jaringan 'Mafia' Penjual Manusia
Setidaknya empat tenaga kerja Indonesia yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga dieksekusi mati oleh pemerintah Arab Saudi. Hal ini terjadi selama satu dekade terakhir, mereka adalah Yanti Iriyanti pada 2008, Ruyati di 2011, Siti Zainab dan juga Karni pada 2015.
Kini setidaknya ada 20 TKI terancam hukuman mati. Seperti Tuty Tursilawati, 36 tahun, dan Etty Toyib, 35 tahun, mereka berdua diketahui berasal dari Majalengka, Jawa Barat. Selain itu masih ada lagi beberapa nama TKI lain yang terancam hukuman mati.
DIKO OKTARA
Video Terkait:
Investigasi Majalah Tempo: Perdagangan Manusia ke Malaysia
Korban Perdagangan Manusia, 8 TKI Brebes Diselundupkan Lewat Laut