TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian Badan Usaha Milik Negara, Aloysius K. Ro, memastikan akan terdapat sembilan anak perusahaan BUMN melakukan penawaran saham perdana atau IPO tahun ini. Dari IPO tersebut, kementerian mengincar dana segar sebesar Rp 21 triliun.
Baca : 2016, Laba 118 BUMN Tumbuh 10,1 Persen
"Kami akan melakukan go public di level anak perusahaan atau kalau memungkinkan cucu perusahaan. Yang jelas bukan BUMN karena sedang fokus konsolidasi di mana tidak elok melakukan corporate action," kata Aloy dalam acara bincang wartawan BUMN di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta Utara, Jumat malam, 3 Maret 2017.
Baca : Petani Ini Belajar Hukum 16 Tahun Demi Hadapi BUMN
Aloy menyebutkan, beberapa anak BUMN yang akan dilepas sahamnya adalah PT Tugu Pratama Indonesia (PT Pertamina), PT Garuda Maintenance Facilities AeroAsia (PT Garuda Indonesia), dan PT Jasa Armada Indonesia (PT Pelindo II). Adapun anak BUMN lainnya tak disebutkan karena merupakan perusahaan terbuka (Tbk).
"IPO yang lain, bidang konstruksi, properti, dan infrastruktur. Sekitar lima ada di situ. Manufaktur juga ada. Tapi karena Tbk tidak bisa saya sebutkan," ujar Aloy. "Untuk IPO ini, sudah menjadi kebijakan Bu Menteri (Menteri BUMN Rini Soemarno), minimal 20 persen. Kecuali size-nya sangat kecil, bisa naik maksimal 30 persen," katanya.
Menurut Aloy, anak-anak perusahaan BUMN tersebut didorong untuk go public karena berdasarkan pengalaman, saham BUMN yang melakukan IPO selalu laku keras. Hingga akhir 2016, dari 21 BUMN atau 4 persen dari sekitar 500 emiten di pasar modal, kapitalisasinya mencapai 26 persen dari kapitalisasi pasar modal.
Selain IPO, beberapa BUMN juga akan menerbitkan obligasi jangka panjang dalam rangka refinancing. Dana segar yang diincar sekitar Rp 65 triliun. BUMN pun akan melakukan sekuritisasi sebesar Rp 17 triliun tahun ini, yakni di anak usaha PT Perusahaan Listrik Negara, PT Bank Tabungan Negara, serta salah satu BUMN infrastruktur.
Menteri BUMN Rini Soemarno bertekad agar tahun ini kinerja BUMN meningkat secara menyeluruh. "Tahun ini, semakin sedikit atau tidak ada lagi BUMN yang merugi," katanya. Menurut dia, sinergi BUMN harus ditingkatkan agar bisa optimal dan biaya-biaya dapat ditekan. "Kami juga ingin lebih kompetitif, tak hanya di tingkat lokal tapi internasional."
ANGELINA ANJAR SAWITRI