TEMPO.CO, Denpasar - Lawatan rombongan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud ke Bali dipastikan akan meningkatkan minat kunjungan turis Timur Tengah. Selain itu kebutuhan untuk menyediakan restoran Timur Tengah juga akan meningkat.
"Saya yakin naluri pengusaha pasti akan mengikuti. Potensi (restoran Timur Tengah) akan seperti yang lain contohnya India dan Korea," kata Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati, kemarin Senin, 6 Maret 2017.
Baca Juga:
Baca:
Raja Salman di Bali, Gubernur: Jangan Terlalu Ketat
Lawatan Raja Salman, RI-Arab Saudi Jalin Kerja Sama Intelijen Atasi Terorisme
Istana Bantah Iriana Jokowi Terima Kalung dari Raja Salman
Pria yang akrab disapa Cok Ace itu menjelaskan saat ini di Bali belum banyak restoran Timur Tengah. Penyebabnya, pada 2016 kunjungan turis Arab Saudi dan Timur Tengah masih di bawah 50 ribu. "Pasti membaca pasar dulu.” Ia mencontohkan di Ubud, ketika wisatawan India banyak datang ke sana, sekarang sudah ada empat restoran India di Ubud.
Associations Of The Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) Bali mencatat, sejak 2014 kunjungan wisatawan dari Timur Tengah khususnya Arab Saudi meningkat cukup tinggi ke Pulau Dewata. Peningkatan dari 2014 ke 2015 mencapai 42 persen, kemudian pada 2015 ke 2016 naik 59 persen. Pada 2016 jumlah kunjungan wisatawan Arab Saudi berjumlah 48.284.
Baca juga:
Raja Salman di Bali, Mahasiswa Ini Batal Lakukan Penelitian
Jokowi di IORA: Penanganan Lingkungan Butuh Solusi Praktis
Cok Ace memperkirakan jika pada 2017 kunjungan wisatawan Timur Tengah bisa meningkat setidaknya persis seperti pada 2015-2016 maka potensi restoran Timur Tengah semakin menjanjikan. "Kedatangan (wisatawan Timur Tengah) bisa dobel saja itu sudah bagus, sudah pasti pasar akan melirik."
Menteri Pariwisata Arief Yahya berharap kedatangan Raja Salman akan mendongkrak kunjungan wisata turis Timur Tengah hingga 50 persen, dari 240 ribu menjadi 360 orang. “Artinya sudah melampaui Malaysia," kata Arief, Jumat, 3 Maret 2017.
Apalagi Raja Arab itu dianggap sebagai figur yang bisa menggerakan kunjungan wisatawan Timur Tengah. "Beliau salah satu endorser yang terhebat di pasar Timur Tengah. Beliau tokoh dan ditokohkan," kata Arief. Dia mengatakan kedatangan Raja Salman ibarat pemasar mahal namun gratis untuk pariwisata Indonesia.
Promosi Indonesia di televisi Al-Jazeera dan kedatangan Raja Salman ini membuat Arief benar-benar meyakini wisatawan Timur Tengah akan terpikat Indonesia. "Tebak-tebakan saja. Tahun 2017, growthnya kalau tidak 50 persen, awas Raja Salman," kata Arief diiringi tawa.
Menteri yakin targetnya sangat mungkin tercapai. “Bali destinasi sangat terkenal, Raja Salman pun terkenal. Ini dua-duanya endorser ketemu, pasti akan dahsyat," kata Arief.
BRAM SETIAWAN | AMIRULLAH SUHADA