TEMPO.CO, Seoul—Militer Amerika Serikat menyiagakan rudal kontroversial, Terminal High-Altitude Area Defense atau THAAD di Korea Selatan untuk menghadapi serangan Korea Utara.
Seperti dilansir Reuters, Selasa 7 Maret 2017, militer AS mengatakan pengiriman pertama bagian THAAD telah tiba di Korsel. Adapun militer Korsel menyebut perakitan THAAD akan selesai pada April mendatang.
Baca: Korea Utara Luncukan Empat Rudal Balistik
Pengumuman militer AS dan Korsel ini hanya berselang sehari setelah Korea Utara meluncurkan empat rudal balistik ke arah perairan Jepang.
“Serangan Korut menandakan pentingnya penempatan Thaad di Korsel,” kata Admiral Harry Harris, komandan Komando Asia Pasifik AS.
THAAD adalah sistem rudal paling canggih di dunia, yang mampu memburu dan meledakan rudal musuh dengan tingkat keberhasilan hingga 100 persen.
Namun, penempatan rudal THAAD di Korsel membuat marah sejumlah pihak di kawasan. Cina menuding langkah ini sebagai intervensi militer AS di Semenanjung Korea.
Sementara sejumlah warga Korsel khawatir keberadaan THAAD akan membahayakan nasib warga yang berada di sekitar lokasi tersebut.
Telah disetujui sejak pemerintahan Presiden Barack Obama, Admiral Harris menegaskan bahwa penempatan THAAD tetap akan menghormati kesepakatan dengan Korsel dan melindungi sekutu Amerika Serikat.
Pyongyang telah mengancam akan menembakkan rudal setelah AS dan Korsel menggelar latihan gabungan militer sejak Jumat pekan lalu.
Ancaman ini akhirnya diwujudkan pada Senin lalu, rudal balistik ditembakkan dari Tongchang-ri, wilayah yang berbatasan dengan Cina.
Belum diketahui jenis rudal yang ditembakkan, tetapi tiga rudal itu mampu terbang sejauh 1.000 kilometer dan jatuh di perairan Jepang.
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe bersama Presiden Amerika Serikat Donald Trump menegaskan serangan Korut adalah tantangan bagi kawasan regional dan komunitas internasional.
BBC | YONHAP | REUTERS | SITA PLANASARI AQUADINI