TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan studi kelayakan (feasibility study) tanggul laut Jakarta akan selesai dalam dua bulan ke depan. Dia menilai finalisasi ini tak bisa dilakukan sebentar.
"Tanggul laut itu kami masih butuh mungkin satu-dua bulan untuk finalisasi," kata Luhut Binsar Pandjaitan saat ditemui di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Jakarta Pusat, Kamis 9 Maret 2017.
Baca Juga: Bahas Proyek Tanggul Laut Jakarta, Menteri PUPR ...
Menurut Luhut, tanggul laut raksasa itu kemungkinan tidak dijadikan untuk saat ini, namun tetap harus dibuat. Dia menambahkan dalam 10 atau 20 tahun mendatang, proyek tanggul laut raksasa harus sudah dibangun.
Luhut menambahan feasibility study itu dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Korea Selatan dan juga Belanda. Namun, ada proyek lain yang sedang dikerjakan pemerintah yakni tanggul pantai.
Proyek tersebut, kata Luhut, dilakukan untuk mencegah penurunan secara terus menerus permukaan tanah. Proyek itu merupakan proyek tanggul pantai yang dilakukan di Pantai Utara Jakarta, dan memiliki panjang 20 kilometer. "Hasil penelitian menunjukkan penurunan tanah ini ada 12 sentimeter, tak bisa ditunggu," ucapnya.
Simak: Kajian Proyek Tanggul Raksasa Jakarta Rampung Akhir ...
Luhut menambahkan proyek tanggul laut dan proyek tanggul pantai adalah dua hal yang berbeda. Tanggul laut akan terkoneksi dengan jalan tol yang dibuat di atas tanggul tersebut. "Dibikin di atasnya, karena tidak bisa tidak."
Proyek tanggul laut raksasa terkait dengan proyek National Capital Integrated Coastal Development atau (NCICD). Proyek NCICD sempat berhenti karena adanya peninjauan masterplan oleh Bappenas di tahun lalu. Bappenas kemudian melakukan pematangan proyek ini dan proyek ini melibatkan bantuan dari Korea International Cooperation Agency (KOICA) dan Ministry of Infrastructure and Environment asal Belanda.
DIKO OKTARA