TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono mengatakan pihaknya segera menyelesaikan studi kelayakan (feasibility study) proyek Tanggul Laut Raksasa Jakarta di kawasan pantai utara Jakarta. Hal ini terkait dengan proyek National Capital Integrated Coastal Development atau (NCICD).
"Kami kerja sama dengan Belanda dan Korea Selatan," kata Basuki Hadimuljono saat ditemui di kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Jakarta Pusat, Kamis 9 Maret 2017.
Baca juga: Bahas Proyek Tanggul Laut Jakarta, Menteri PUPR Datangi Luhut
Basuki menuturkan studi kelayakan yang dikerjakan dilakukan bekerja sama dengan Korea Selatan. Sedangkan untuk persoalan pembiayaan atau financing, dia mengungkapkan, hal itu bekerja sama dengan Belanda.
Basuki menambahkan bahwa Kementrian Pekerjaan Umum memiliki Project Management Unit yang khusus menangani NCICD. Proyek tanggul laut ini baru akan berjalan setelah studi kelayakan selesai dilakukan.
"Ini meneruskan masterplan Bappenas, baru dikerjakan."
Simak juga: KNTI Desak Pemerintah Cabut Izin Lingkungan Pulau Reklamasi
Menurut Basuki, proyek NCICD bukan hanya untuk mencegah banjir di Jakarta melainkan juga ada aspek lingkungan. Yakni menyetop penggunaan air tanah bersamaan dengan pembangunan tanggul laut ini sehingga permukaan tanah di DKI tidak terus turun.
Proyek NCICD sempat berhenti karena adanya peninjauan masterplan oleh Bappenas, tahun lalu. Bappenas kemudian melakukan pematangan proyek dengan melibatkan bantuan dari Korea International Cooperation Agency (KOICA) dan Ministry of Infrastructure and Environment asal Belanda.
DIKO OKTARA
Terkait:
Kajian Proyek Tanggul Raksasa Jakarta Rampung Akhir Oktober
Proyek Tanggul 'Garuda Raksasa' Hanya Tangkal Rob