TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Hanura I Wayan Gede Pasek Suardika menanggapi santai saat mendengar dirinya dilaporkan ke Polda Metro Jaya oleh Ketua Umum Gerakan Muda Nurani Rakyat atau Gemura, Oktasari Sabil, atas tuduhan fitnah. "Wajar saja. Silakan melapor," ujar Gede Pasek kepada Tempo, Sabtu, 11 Maret 2017.
Gemura merupakan bagian dari Partai Hanura, yakni sayap organisasi. Namun menurut Gede Pasek, Gemura telah dikeluarkan dari Organisasi Otonomi (Ortom) Hanura, sesuai keputusan Ketua Umum Hanura Oesman Sapta Odang, karena lembaga tersebut tidak mengakui kepemimpinan Hanura saat ini. Bahkan menurut dia, beberapa anggota Gemura memilih mundur dan setia pada Partai Hanura dengan membentuk organisasi baru.
Baca juga:
Dituding Memfitnah, Gede Pasek Dilaporkan oleh Gemura
"Eks Gemura yang loyal dengan Hanura sudah mengundurkan diri (dari Gemura) dan memilih setia. Mereka sudah menyiapkan wadah baru yang loyal dan setia," kata Gede.
Gede menegaskan, dirinya juga telah diberi mandat oleh Ketua Umum Hanura untuk merapikan partai. Kata dia, kepemimpinan partai di era sekarang akan tegas terhadap pihak yang mencoba bermanuver dengan partai. "Era sekarang kami rapikan yang mencoba bermain-main apalagi bermanuver merusak konsolidasi partai. Kepemimpinan era sekarang akan tegas dengan yang begitu. Jangan coba-coba menekan dengan main ancam dan main lapor," kata dia.
Kemarin Ketua Umum Gemura Oktasari bersama pengacaranya Yan Yan melaporkan Gede Pasek ke Polda Metro Jaya. Laporan tersebut terkait pernyataan Gede pada 3 Maret 2017 yang menyatakan bahwa Oktasari pernah mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI dari partai lain.
Okta menampik tuduhan itu, dan menjelaskan bahwa dirinya mencalonkan diri dari Partai Hanura. Okta juga mempersoalkan ucapan Gede yang menyebut bahwa Gemura tak lagi menjadi ortom dari Partai Hanura. Selain itu, Pasek juga disebut telah mengintimidasi tenaga ahli (TA) di DPR yang merupakan anggota agar keluar dari Gemura, untuk memilih apakah tetap ingin menjadi (TA) di DPR RI, atau keluar dari Gemura.
Oktasari menduga pernyataan Gede terkait dengan sikap Politik Gemura pada Pilkada DKI 2017. Gemura memilih untuk mendeklarasikan dukungannya untuk pasangan calon Anies Baswedan dan Sandiaga Uno, sedangkan Hanura memilih untuk mendukung pasangan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dan Djarot Saiful Hidayat.
Oktasari berpendapat, seharusnya perbedaan sikap politik tersebut dapat diselesaikan dengan berdialog, bukan dengan cara memprovokasi pembubaran Gemura. "Saya pikir pilihan politik boleh berbeda, tetapi persoalan pembunuhan karakter tidak boleh dilakukan," tutur Oktasari.
DESTRIANITA | INGE KLARA SAFITRI
Simak: Kasus E-KTP Bikin Resah Golkar, Muncul Desakan Munaslub