Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mencoblos Ahok, Jenasah Nenek Hindun Tak Disalatkan di Musala

Editor

Ali Anwar

image-gnews
Hindun, 77 tahun, warga Karet, Setiabudi, Jakarta Selatan, yang meninggal pada 6 Maret 2017, menurut keluarganya tidak disalati warga setempat karena saat Pilkada DKI lalu memilih pasangan Ahok-Djarot. Keluarganya menyatakan ini pada 11 Maret 2017. Tempo/Avit Hidaya
Hindun, 77 tahun, warga Karet, Setiabudi, Jakarta Selatan, yang meninggal pada 6 Maret 2017, menurut keluarganya tidak disalati warga setempat karena saat Pilkada DKI lalu memilih pasangan Ahok-Djarot. Keluarganya menyatakan ini pada 11 Maret 2017. Tempo/Avit Hidaya
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Perempuan paruh baya itu,  Sunengsih, 46 tahun, bersandar di dinding triplek penuh mural, buah imajinasi anak dan cucunya. Kepalanya disandarkan, kakinya bersila, duduk di lantai rumah. Dia menceritakan apa yang ia alami kepada dua wartawan yang bertandang ke rumahnya.

“Saya kecewa dengan warga seperti ini,” kata Sunengsih di rumahnya, RT 09 RW 05, Jalan Karet Karya III nomor 2, Kelurahan Karet, Kecamatan Setiabudi, Jakarta Selatan, Sabtu, 11 Maret 2017.

Baca: Anies Minta Warga Jakarta Tidak Menolak Salatkan Jenasah

Sunengsih adalah anak bungsu dari almarhumah Hindun, 77 tahun, perempuan renta yang tak disalati warga di musala. Hindun diduga didiskriminasi warga setempat hanya karena mencoblos penista agama yang mencalonkan diri menjadi gubernur, Basuki Tjahaja Purnama. Hindun meninggal pada Selasa, 6 Maret lalu sekitar pukul 14.00 WIB.

Saat Hindun meninggal, jenasahnya tak dipekenankan disalatkan di musala. Padahal, Sunengsih sempat meminta ustad setempat agar jenazah ibunya disalatkan di musala Al-Mu'minun yang berada di RT 08, berjarak 50 meter dari rumahnya. “Saya tanya gimana pak? Pak Ustad Syafii bilang jangan, karena orang tidak ada, jadi disuruh disalatkan di rumah saja,” tutur Sunengsih menirukan ucapan ustad Syafii.

Suningsih mengaku bingung dengan alasan Ustad Syafii, tapi dia menurut saja. Karena Sunengsih belum paham bahwa warga setempat menolak Ahok sebagai gubernur lagi, akhirnya ibunya disalatkan di rumah, dipimpin oleh Ustad Syafii bersama keluarga Sunengsih. Warga setempat tidak banyak yang datang.

Setelah disalatkan, jenasah Hindun dikuburkan di Tempat Pemakaman Umum Menteng Pulo sekitar pukul 18.30. Esok harinya ia mendengar cerita bahwa ibunya sengaja tak boleh disalatkan di musala karena mendukung Ahok. Sunengsih tak tahu maksud warga, karena selama ini dia dan keluarganya juga tak paham dengan pilkada DKI Jakarta.

Sunengsih membenarkan bahwa saat pemilihan gubernur putaran pertama ibunya memilih pasangan Ahok-Djarot. Kata dia, ibunya mencoblos di rumah karena sedang sakit. Petugas dari Panitia Pemungutan Suara menanyakan pilihan Hindun yang akan dicoblos, kemudian Hindun mencoblos surat suara bergambar Ahok-Djarot.

Di Tempat Pemungutan Surata (TPS) di sana, pasangan Ahok-Djarot kalak telak. Pilkada putaran pertama di tempat Hindun dimenangkan pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno. Meski begitu keluarga Sunengsih tak begitu peduli dengan kontes politik Jakarta.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Saya tidak mau memperbesar ini, saya khawatir dengan keluarga kami ke depannya. Kami semua perempuan, suami saya sudah meninggal,” ujar Sunengsih. Sunengsih ingin melupakan kekecewaan itu. Saat ini ia menggelar tahlil sendiri bersama keluarganya.

Kata Sunengsih, selama tiga bulan terakhir ibunya menderita sakit komplikasi, pengapuran sendi, dan lainnya. Sunengsih sempat membawa Hindun ke klinik 24 jam, tapi ibunya menolak dirawat. Akhirnya keluarganya merawat Hindun di rumah.

Terakhir sebelum meninggal, kondisi Hindun sangat kurus. Tulang-tulang iga, kaki, dan lengannya terlihat menonjol. Hingga akhirnya Hindun mengembuskan nafas terakhir pada Selasa lalu. “Sebelum meninggal ia minta semua anaknya dipanggil, dia juga ingin melihat cucunya,” kata Sunengsih.

Menurut Sunengsih, saat jenasah disemayamkan di rumah, warga sekitar tidak banyak yang datang. Seorang warga setempat yang enggan disebutkan namanya mengatakan Ustad Syafii suda berbaik hati mensalati Hindun, tapi difitnah keluarganya. “Saat itu kami tidak ada di rumah, karena kerja,” ujar tetangga Syafii itu.

Baca juga: Fakta Tentang Jenazah Hindun yang Tak Disalatkan di

Syafii sendiri tidak berada di rumah saat dikonfirmasi Tempo. Kata warga setempat, Syafii pergi ke luar kota karena urusan keluarga. Mereka juga menjelaskan perihal spanduk penolakan mensalati jenasah pendukung Ahok. Menurut warga spanduk itu dipasang oleh orang tak dikenal setelah kematian Hindun. Kemudian siang tadi, mereka mencopot spanduk tersebut.

AVIT HIDAYAT

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


63 Tahun Bank DKI, Profil Bank Peraih The Best Performance Bank untuk Kategori BPD 2023

14 hari lalu

Bank DKI. Instagram/@bank.dki
63 Tahun Bank DKI, Profil Bank Peraih The Best Performance Bank untuk Kategori BPD 2023

Bank DKI merupakan bank yang memiliki status BUMD. Didirikan sejak 11 April 1961, kepemilikan saham Bank DKI dipegang Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.


Uji Coba Account Based Ticketing di MRT, LRT, dan Transjakarta, Bagaimana Mekanismenya?

50 hari lalu

Ilustrasi kereta MRT (Mass Rapid Transit) di Jakarta, Indonesia.
Uji Coba Account Based Ticketing di MRT, LRT, dan Transjakarta, Bagaimana Mekanismenya?

Bagaimana mekanisme penerapan tiket berbasis akun atau Account Based Ticketing di MRT, LRT, dan Transjakarta?


Begini Cara Kerja TPS 3R yang Mampu Mengolah 50 Ton Sampah Per Hari

16 Februari 2024

Petugas mengamati mesin pengolah sampah di TPS3R Ciracas setelah diresmikan Pj Gubernur Heru Budi Hartono di Ciracas, Jakarta Timur, Jumat, 26 Januari 2024. Pada 2023, Pemprov DKI Jakarta telah membangun tujuh titik TPS3R dengan fasilitas mesin pengolah sampah yang diharapkan dapat menurunkan jumlah volume sampah di TPA Bantar Gebang. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Begini Cara Kerja TPS 3R yang Mampu Mengolah 50 Ton Sampah Per Hari

Pengolahan sampah berbasis reduce-reuse-recycle atau yang populer disebut TPS 3R bisa mengolah sekitar 50 ton sampah per hari.


Di Acara Milenial dan Gen Z, Anies Jawab Soal Tuduhan Politik Identitas Saat Pilkada DKI 2017

27 November 2023

Calon Presiden Anies Baswedan dalam acara Indonesia Millenial and Gen Z Summit 2023 di Senayan Park Jakarta, Jumat, 24 November 2023. TEMPO/Adinda Jasmine
Di Acara Milenial dan Gen Z, Anies Jawab Soal Tuduhan Politik Identitas Saat Pilkada DKI 2017

Anies Baswedan menjawab tuduhan soal penggunaan politik identitas saat Pilkada DKi 2017 pada acara Indonesia Milleninial and Gen-Z Summit 2023.


Anies Ungkit Momen Berutang di Pilkada DKI, Singgung Biaya Politik Mahal

30 September 2023

Bakal Calon Presiden Anies Baswedan usai mengisi acara Idea Fest 2023 di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Sabtu, 30 September 2023. TEMPO/Bagus Pribadi
Anies Ungkit Momen Berutang di Pilkada DKI, Singgung Biaya Politik Mahal

Anies menuturkan mahalnya biaya kampanye bukan berarti ketika menjadi pejabat harus balik modal


Bapanas Bareng Hero Supermarket DKI Gelar Program Food Rescue

21 Februari 2023

Direktur Hero Supermarket Hendy dan Deputi Kerawanan Pangan dan Gizi pada Badan Pangan Nasional Nyoto Nyoto Suwignyo dalam acara Launching Program Food Rescue bersama Hero Supermarket yang akan dilaksanakan di Hero Taman Alfa, Joglo, Jakarta Barat, pada Selasa, 21 Februari 2023. TEMPO/ Moh Khory Alfarizi
Bapanas Bareng Hero Supermarket DKI Gelar Program Food Rescue

Bapanas bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Hero Supermarket meluncurkan program Food Rescue.


Di Acara Partai Ummat, Anies Baswedan Cerita Diberi Label saat Pilkada DKI 2017

14 Februari 2023

Anies Baswedan menghadiri acara Rapat Kerja Nasional Partai Ummat di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Selasa, 14 Februari 2023. TEMPO/Ima Dini Shafira
Di Acara Partai Ummat, Anies Baswedan Cerita Diberi Label saat Pilkada DKI 2017

Anies Baswedan menyebut ada dua pendekatan untuk menciptakan persepsi ini.


Anies Baswedan Buka Suara soal Utang Rp 50 Miliar ke Sandiaga: Sudah Selesai Dulu

11 Februari 2023

Mantan wagub DKI Sandiaga Uno mengucapkan selamat ulang tahun untuk Gubernur DKI Anies Baswedan di akun twitternya. Twitter.com
Anies Baswedan Buka Suara soal Utang Rp 50 Miliar ke Sandiaga: Sudah Selesai Dulu

Anies Baswedan menegaskan tidak ada utang yang hari ini harus dilunasi.


Politikus NasDem Minta Sandiaga Klarifikasi Surat Utang Anies Baswedan

11 Februari 2023

Tampilan yang disebut sebagai Surat utang Anies Baswedan ke Sandiaga Uno. Istimewa
Politikus NasDem Minta Sandiaga Klarifikasi Surat Utang Anies Baswedan

Ada juga poin yang menyatakan jika Anies-Sandi menang, maka Anies Baswedan bebas dari utang tersebut.


Soal Perjanjian Utang dengan Anies Baswedan, Sandiaga: Saya Baca Dulu

6 Februari 2023

Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Sandiaga Uno saat tiba di Sekber Gerindra-PKB di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Senin, 23 Januari 2023. TEMPO/M Julnis Firmansyah
Soal Perjanjian Utang dengan Anies Baswedan, Sandiaga: Saya Baca Dulu

Sandiaga belum mau menanggapi soal utang Anies Baswedan ke dirinya saat Pilkada DKI 2017.