TEMPO.CO, Jakarta – Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, yang datang ke lokasi kejadian tabrakan maut di turunan Ciganea, Purwakarta, menuding rem blong yang dialami bus PO Primajasa terjadi karena manajernya salah urus.
”Mereka tidak memperhatikan kelaikan jalan bus tersebut. Jangan-jangan usia kendaraannya pun sudah melampaui batas operasional yang ditentukan,” ujar Dedi, sambil mempertanyakan kapan bus Primajasa tersebut menjalani KIR dan dilakukannya di mana.
Baca: Bus Primajasa Tabrak Angkot dan 5 Motor di Ciganea, 3 Tewas 1 Luka-luka
Dedi mengimbau semua PO rute Jakarta-Bandung agar mengoperasikan kendaraannya yang benar-benar laik jalan. “Karena medannya berat kan. Banyak kelokan, turunan dan tanjakan mautnya,” ujarnya.
Apalagi, setelah jalan arteri Ciganea-Padalarang dijadikan penampungan kendaraan truk dan bus lantaran Jembatan Cisomang ruas jalan tol Purbaleunyi mengalami pergeseran pada akhir Desember 2016, kondisi jalan dan jembatan di ruas arteri tersebut sudah mengalami kerusakan parah.
”Akibatnya, banyak terjadi kecelakaan yang menimbulkan korban jiwa seperti yang menimpa bus Primajasa ini,” ujar Dedi. Ia pun berjanji memberikan dana kematian kepada para korban jiwa. “Setiap korban kami beri bantuan Rp 10 juta.”
Lihat juga : Kasus E-KTP, Gamawan: Kalau Dakwaan Itu Benar, Saya Tertipu Irman
Kepala Perwakilan PT Jasa Marga Purwakarta, Vanky, berjanji mengurus pembiayaan korban tewas dan luka berat. “Yang meninggal, santunnanya Rp 25 juta per orang. Dan yang luka berat dapat biaya perawatan dengan nilai klaim Rp 10 juta per orang,” ujarnya.
Sebelumnya, Senin, 13 Maret 2017, sekitar pukul 08.05, terjadi kecelakaan bus PO Primajasa rute Garut-Bekasi menabrak angkutan kota dan lima sepeda motor di turunan Ciganea, Jalan Raya Basuki Rahmat, Purwakarta. Tiga orang tewas dan satu orang terluka berat.
NANANG SUTISNA