TEMPO.CO, Jakarta - Tim gabungan dari sejumlah Kementerian masih bekerja mengumpulkan data terkait kejadian kapal berbendera Bahama, Caledonian Sky, yang menabrak terumbu karang di Raja Ampat beberapa waktu lalu.
"Tim mengumpulkan data termasuk Kementerian Perhubungan. Termasuk kronologi bagaimana kapal bisa masuk," kata Direktut Jenderal Pengelolaan Ruang Laut Kementerian Perhubungan, Bramantya Satyamurti Purwadi, saat dihubungi Tempo, Senin, 13 Maret 2017.
Bramantya mengatakan saat ini tim gabungan masih berada di lokasi kejadian untuk menilai seberapa parah kerusakan yang ditimbulkan oleh kapal itu. Tim ini berada di bawah Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman.
Baca: Terumbu Karang Raja Ampat Ditabrak Kapal, Berapa Kerugiannya?
Data-data tersebut, kata Bramantya, sangat diperlukan untuk memastikan kronologi kejadian. Jika data telah seluruhnya terkumpul, baru kemudian langkah lanjutan akan diambil.
"Intinya data-data yang kami punya harus kuat dulu. Data ini kan claimable. Setelah data terkumpul, kami tak bisa bergerak lagi dari situ. Kami mesti gak asal ngomong," kata dia.
Langkah lanjutan seperti memanggil pihak kapal, juga dipastikan akan dilakukan. Kapal Caledonian Sky meruoakan milik operator Caledonian Noble asal Inggris. "Pastinya perhubungan akan berkoordinasi dengan pemilik kapal. Tapi intinya kami akan kumpulkan data dulu," kata Bramantya.
Caledonian Sky merupakan cruise berbendera Bahama, yang dimiliki operator Caledonian Noble. Kapal sepanjang 90 meter itu menabrak terumbu karang setelah perjalanan ke Pulau Waigeo pada 4 Maret 2017 lalu.
EGI ADYATAMA