TEMPO.CO, Jakarta - Calon gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan yakin pemerintah dalam posisi netral dalam pemilihan kepala daerah putaran kedua, pada April 2017.
Pernyataan Anies terkait dengan pemanggilang terhadap pasangannya Sandiaga Uno, sebagai saksi oleh Polsek Metro Tanah Abang, Jakarta Pusat, pada Jumat pekan lalu.
Baca juga: Kasus Hindun, Anies Minta Semua Pihak Tak Perkeruh Suasana
"Kami meminta untuk netral dan kami percaya Pak Presiden Jokowi, akan mengambil posisi tetap netral," kata Anies, Senin, 13 Maret 2017.
Anies mengatakan dia percaya setiap kata-kata yang diucapkan oleh Presiden Joko Widodo, karena menurut Anies, hal itu merupakan pegangan. "Ini akan mempengaruhi sekali terhadap kredibilitas pemerintah di mata rakyat," ujar Anies.
Anies melihat pemanggilan terhadap Sandiaga sebagai hal yang biasa terjadi saat Pilkada putaran kedua. "Menurut saya ini akan muncul lagi hal-hal yang unik begini, namanya juga Pilkada putaran kedua, jadi biasa saja lah," jelasnya.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini yakin oknum-oknum yang ingin menjatuhkan pasangan Anies-Sandiaga dengan isu-isu negatif bukan dari pemerintah.
"Kalau saya enggak melihat ini ada oknum-oknum bekerja, tapi enggak selalu oknum itu tidak selalu garis dari pemerintah," tuturnya.
Simak juga: Diserang di Medsos, Anies Bikin Serial Bertagar Tweet Jahat
Sebelumnya, Sandiaga Uno dipanggil oleh Polsek Metro Tanah Abang, Jakarta Pusat. Pemanggilan tersebut terkait kasus pencemaran nama baik yang terjadi di Gelora Bung Karno pada tahun 2013.
Sandiaga dipanggil sebagai saksi dalam kasus tersebut. Namun, di hari pemanggilan, Sandiaga lewat kuasa hukumnya meminta penundaan pemanggilan.
CHITRA PARAMAESTI