TEMPO.CO, Jakarta - Evakuasi Caledonian Sky, kapal pesiar berbendera Bahama yang karam di perairan Raja Ampat, diduga menyebabkan area kerusakan terumbu karang meluas.
Kepala Pusat Penelitian Sumber Daya Perairan Pasifik Universitas Papua, Ricardo F. Tapilatu, merevisi estimasi luas kerusakan terumbu karang di perairan Raja Ampat, dari sebelumnya hanya 1.600 meter persegi, menjadi 13.533 meter persegi. "Luas kerusakan terakhir ini keluar setelah dicek di laboratorium," kata Ricardo kepada Tempo, Senin, 13 Maret 2017.
Baca: Kapal Tabrak Terumbu Karang Raja Ampat, Ini Langkah Menteri Susi
Menurut Ricardo, meluasnya kerusakan itu disebabkan oleh pola evakuasi kapal dari kawasan karang. Saat evakuasi terjadi, kata dia, kapal pesiar yang kandas itu digoyang ke kiri dan kanan. Agar bisa keluar dari kawasan karang, kapal sepanjang 90 meter tersebut pun harus ditarik dan didorong, sehingga bergerak maju dan mundur.
"Kapal yang diseret ke sana-ke mari semakin merusak karang. Terumbu karang itu patah dan pecah berkeping-keping," ujarnya.
Baca: Terumbu Karang Raja Ampat Ditabrak Kapal, Begini Reaksi Walhi
Caledonian Sky menabrak karang di perairan Raja Ampat saat air laut surut. Kapal pesiar milik operator tur Noble Caledonia tersebut kandas setelah menyelesaikan perjalanan wisata pengamatan burung di Pulau Waigeo 4. Peristiwa itu terjadi pada Sabtu, 4 Maret 2017.
Noble Caledonia menyebut kecelakaan itu sebagai "sebuah kemalangan". Mereka menyatakan akan bekerja sama sepenuhnya dengan pihak berwenang. Kerusakan kapal dilaporkan sangat minim dan kini telah berlayar kembali menuju kawasan Bitung, Sulawesi Utara.
MITRA TARIGAN