TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara (Holding) Elia Massa Manik disebut-sebut telah ditunjuk sebagai Direktur Utama PT Pertamina (Persero) menggantikan Dwi Sutjipto, yang diberhentikan pada akhir Januari lalu. Pelantikan sebagai orang nomor satu di perusahaan minyak milik negara itu akan dilakukan pada beberapa hari ke depan.
Sumber Tempo di Istana dan Kementerian Badan Usaha Milik Negara membenarkan penunjukan Elia. “Pelantikan cukup dengan surat Menteri BUMN,” ujar sumber itu, Selasa, 14 Maret 2017. Menurut dia, pelantikan Direktur Utama Pertamina yang baru dilakukan tanpa melalui rapat umum pemegang saham. “Karena bukan perusahaan terbuka.” Adapun sumber lain menyebutkan, Elia dipilih karena tidak mewakili dua kubu yang berseberangan di Pertamina. “Dia orang luar Pertamina dan netral,” kata sumber itu.
Baca: Dualisme Kepemimpinan Ganggu Kinerja Pertamina
Elia belum bisa dimintai konfirmasi soal penunjukan dirinya sebagai Direktur Utama Pertamina. Panggilan telepon Tempo tidak dijawab.
Sebelum memimpin induk BUMN perkebunan, Elia pernah menjadi Direktur Utama Elnusa, anak usaha Pertamina di bidang jasa pengeboran minyak, periode 2011-2014. Dalam beberapa kesempatan, ia mengatakan BUMN di Indonesia masih bersifat sentralistik dan birokratis. “Banyaknya regulasi dan stakeholder memperlambat pengambilan keputusan,” kata dia, seperti dikutip Swa.co.id.
Elia mengatakan arah kebijakan politik pemerintah terhadap BUMN juga sangat berpengaruh terhadap rencana jangka panjang perusahaan negara. Tak aneh bila banyak perencanaan jangka panjang BUMN yang tak konsisten.
Baca: Dualisme Kepemimpinan Pertamina, DPR: Membahayakan
Dalam holding PTPN, Elia mengelola 14 perusahaan perkebunan negara dengan 139 ribu karyawan. Menteri BUMN Rini Sumarno memberi dia tugas menyehatkan perusahaan-perusahaan perkebunan tersebut. Gebrakan yang dilakukan Elia adalah merestrukturisasi PTPN I sampai PTPN XIV. Tujuan restrukturisasi itu adalah efisiensi dan efektivitas dalam semua aspek. Jumlah anggota direksi dipangkas menjadi tiga orang setiap perusahaan dari sebelumnya lima direktur.
Sebelumnya, Rini mencopot Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto dan Wakil Direktur Utama Ahmad Bambang dari jabatannya pada 3 Februari lalu terkait dengan isu “matahari kembar” di perusahaan itu. Pemegang saham kemudian menunjuk Direktur Gas dan Energi Baru Terbarukan Pertamina Yenni Andayani sebagai pelaksana tugas direktur utama selama 30 hari atau sampai 3 Maret 2017, saat direktur utama dilantik.
Baca: Siapa Yenni Andayani, Pelaksana Tugas Dirut Pertamina?
Menteri Rini justru memperpanjang masa jabatan Yenni dengan alasan belum mendapatkan nama-nama calon terbaik untuk menjadi Direktur Utama Pertamina. Menurut Rini, pencopotan Dwi Soetjipto dan Ahmad Bambang terkait dengan masalah kepemimpinan. “Kalau saya melihat, masalahnya adalah personality,” kata dia, beberapa waktu lalu.
Kemampuan pemimpin, ujar Rini, sangat penting untuk menjalankan organisasi. Pemimpin yang baik bisa bekerja dalam bentuk struktur apa pun. Rini mengkritik kepemimpinan Dwi dan Ahmad Bambang dalam mengelola perusahaan. “Jangan akhirnya perusahaan dipakai untuk ajang kepentingan perorangan,” ujarnya.
BUDI SETYARSO | ALI NUR YASIN