TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memastikan pembangunan empat jembatan layang (overpass) di Jawa Tengah rampung sebelum Lebaran 2017. Adapun jembatan layang tersebut, yaitu jembatan layang Dermoleng dan Kretek di Brebes dan jembatan layang Klonengan dan Kesambi di Tegal, Jawa Tengah.
Menurut Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, seluruh jembatan layang tersebut dibangun dengan teknologi corrugated mortarbusa pusjatan (CMP), sama seperti yang diterapkan pada jembatan layang Antapani di Bandung, Jawa Barat.
Baca: Angkutan Lebaran 2017, KAI Tambah Kursi 2,1 Persen
Basuki mengatakan teknologi tersebut bisa mengefisiensi masa konstruksi jembatan layang menjadi hanya sekitar enam bulan. Sehingga, biaya pembangunan bisa dihemat hingga 70 persen dibandingkan teknologi konstruksi jembatan layang konvensional.
“Akan dibangun bertahap. Intinya semua perlintasan sebidang antara jalan kereta api dan jalan nasional yang ada di kota akan diselesaikan dengan teknologi ini," kata Basuki dalam keterangan tertulis, Kamis, 16 Maret 2017.
Teknologi ini akan terus digunakan terutama untuk perlintasan sebidang kereta api.
Direktur Jenderal Bina Marga Arie Setiadi Moerwanto optimistis pembangunan empat jembatan layang di Jawa Tengah berjalan sesuai jadwal dan dapat berfungsi pada arus mudik Lebaran tahun ini. Pasalnya, kendala yang dianggap krusial seperti pengadaan lahan, pemindahan utilitas listrik PT PLN (Persero), dan palang pintu perlintasan kereta api telah berhasil diatasi.
Baca: Lembaga Suku Lokal Ini Dukung Freeport Beroperasi Kembali
“Ada dua tempat yang memang mengalami keterlambatan dari jadwal perencanaan, tapi saya yakin kami masih bisa mengejarnya,” ujar Arie.
Arie mengatakan khusus untuk jembatan layang Dermoleng akan bisa rampung 100 persen pada mudik nanti. Namun, Arie juga menyampaikan kondisi lebih rumit ada pada konstruksi jembatan layang Klonengan. Meskipun yakin akan fungsionalnya, Arie menyatakan ada beberapa hal yang perlu segera ditangani.
“Satu hal yang menganjal adalah sewa menyewa lahan kereta api, tapi Senin besok saya akan bertemu dengan Direktur Jenderal Kereta Api dan Direktur Utama PT KAI untuk menyelesaikan masalah tersebut. Kalaupun kami harus menyewa tidak masalah, tapi mungkin seharusnya tidak menyewa ya karena kan untuk kepentingan masyarakat,” katanya.
LARISSA HUDA