TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Jakarta Selatan Ajun Komisaris Besar Budi Hermanto mengatakan berdasarkan keterangan saksi, orang-orang di lift penumpang yang jatuh di Blok M Square, Jalan Melawai, Jakarta Selatan, enggan mengalah untuk keluar lift.
"Padahal alarm lift sudah berbunyi dan lampu indikator telah menyala," kata Budi saat ditemui di lokasi kejadian, Jumat, 17 Maret 2017.
Baca juga:
Lift yang Jatuh di Blok M Square Merupakan Akses ke Masjid
Sejumlah Kasus Lift Jatuh di Jakarta
Lift di Blok M Square diketahui turun tersendat-sendat dari lantai 7 menuju lantai 3 setelah orang-orang menunaikan salat Jumat. Sebelum akhirnya dari lantai 3, lift itu merosot ke lantai basemen beserta orang di dalamnya. Tak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Sebanyak 24 korban dibawa ke Rumah Sakit Pusat Pertamina.
Budi menduga lift itu jatuh karena kelebihan penumpang atau overload. "Kami periksa ketahanan 1.600 kilogram daya muat dan tahan dengan kapasitas 24 orang, artinya tiap orang 68-70 kilogram," kata Budi. Dari temuan awal, kata Budi, saat kejadian penumpang di dalam lift melebihi jumlah itu.
Budi menduga lift tersebut jatuh bukan lantaran kabel terputus, melainkan rel yang berpindah ke jalur lain. Dari temuan di lapangan, kata Budi, lift itu kelebihan beban penumpang sehingga lift terhentak dan keluar dari sling lift nomor 5. Meski begitu, ia mengatakan masih akan menanyai sejumlah saksi untuk memastikan hal tersebut.
"Kami masih dalami dari warga. Pedagang semua juga sudah dimintai keterangan dan akan dimasukkan ke berkas acara," kata Budi. Saat ini, kata dia, sudah ada enam orang dimintai keterangan. Mereka adalah dari pihak manajemen, saksi dari lantai 7, dan dua pegawai outsourcing di sana.
EGI ADYATAMA