TEMPO.CO, Samarinda - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyampaikan pesan Presiden Joko Widodo mengenai kasus dugaan pungli di Pelabuhan Peti Kemas di Samarinda, Kalimantan Timur.
Menteri Budi mengatakan temuan dugaan pungli senilai Rp 6,1 Miliar tersebut mendapat apresiasi sekaligus rasa kecewa. Apresiasi ditujukan kepada safuan Polri yang sudah berhasil membongkar pungli bongkar muat di pelabuhan Samarinda. Sedangkan kekecewaan Presiden Jokowi terkait dugaan praktik pungli di Pelabuhan Samarinda.
"Kami kecewa sekali, kok ada kejadian sedahsyat ini (pungli)," kata Budi Karya setiba di Bandara Temindung, Kota Samarinda, Kalimantan Timur, Sabtu, 18 Maret 2017.
Baca: Kasus Pungli di Pelabuhan, Menteri Perhubungan Sambangi Samarinda
Menteri Budi berkunjung ke Samarinda untuk melihat langsung lokasi pelabuhan peti kemas yang diduga terjadi praktek pungutan liar. Polisi menggeledah kantor Koperasi Komura di Samarinda. Hasilnya, uang tunai senilai Rp 6,1 milai disita bersama dua unit CPU serta berkas dokumentasi di ruang Bendahara Komura.
"Presiden (Jokowi) mengapresiasi apa yang dilakukan oleh Polri. Ini satu langkah yang bagus," kata Menteri Budi.
Terbongkarnya praktik pungli di Samarinda, menurut Budi, dinilai sangat memalukan oleh Jokowi. Di era kompetisi ini sejatinya seluruh elemen diminta mengembangkan diri. Terkait perkembangan kasus, Budi Karya enggan berkomentar banyak. Ia mempercayakan sepenuhnya kasus dugaan pungli di Samarinda kepada polisi.
Baca: Uang Komura Rp6,1 Miliar Disita, Ketua Koperasi: Itu Uang Buruh
"Kementerian (Perhubungan) menyerahkan kasus ini ke polisi. Kami akan tunduk dengan apa yang dilakukan kepolisian," kata Budi.
Di Samarinda, Menhub Budi menyempatkan diri melihat barang bukti di Markas Brimob Polda Kaltim. Barang bukti berupa uang pecahan Rp 100 ribu dan Rp 50 ribu yang tersimpan dalam empat kardus senilai Rp 6,1 mikiar.
FIRMAN HIDAYAT | SAPRI MAULANA