TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah DKI Jakarta dalam waktu dekat akan membentuk pasukan merah. Wakil Gubernur nonaktif Djarot Saiful Hidayat mengatakan tugas pasukan merah ini akan membenahi rumah-rumah rusak di Jakarta.
"(Dengan program ini) kami harap warga rumahnya tidak ada yang bocor saat hujan deras," kata Djarot saat ditemui seusai acara peresmian relawan Badja Bhineka Tunggal Ika, di Jalan Talang, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu, 18 Maret 2017.
Djarot mengatakan kriteria rumah yang akan diperbaiki oleh pasukan merah adalah rumah warga yang berada di kawasan padat penduduk. Lokasi rumah itu, tidak akan memungkinkan untuk dibereskan menjadi kampung susun. Karena itu, kata Djarot, bantuan bagi rumah-rumah di sana dibuat dalam bentuk pasukan merah.
"Tenaganya kita yang bayar, kami yang rekrut. Ini akan diuji coba," kata Djarot. Ia mengatakan pasukan itu akan terdiri dari sejumlah orang yang memiliki keahlian di bidang pembangunan. Dari pembuat atap hingga tukang keramik. Rekruitmen akan dilakukan di tingkat kelurahan.
Baca: Bantu Bedah Rumah Kumuh, Ahok-Djarot Akan Bentuk Pasukan Merah
Djarot mengumumkan program ini kemarin. Menurut Djarot, akan ada 20 pasukan merah di setiap kelurahan. Pembagiannya, 10 pasukan merah fokus mengerjakan atap jebol, sisanya memasangkan keramik. Syarat perekrutan pun sama dengan pemilihan anggota Pekerja Penanganan Sarana dan Prasarana Umum (PPSU). Artinya, pasukan merah harus warga yang tinggal di kelurahannya bekerja nanti.
Pasukan merah, Djarot melanjutkan, tak perlu memiliki ijazah. Hanya saja ada persyaratan yang harus dipenuhi, yakni dapat membaca, menulis, sehat, dan mau bekerja sebagai tukang bangunan. Gaji pasukan merah sesuai dengan upah minimum regional (UMR) serta jaminan kesehatan dan pendidikan bagi anaknya.
Ia pun berjanji akan menganggarkan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Jakarta bagi pasukan merah setelah aktif kembali menjabat Wakil Gubernur DKI Jakarta. Dana itu masuk program perbaikan sanitasi lingkungan.
EGI ADYATAMA | LANI DIANA