INFO PURWAKARTA - Bupati Purwakarta, Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mempunyai mimpi besar untuk menjadikan desa sebagai basis perekonomian yang mandiri. “Harapannya di 2023 setiap desa di Purwakarta memiliki obligasi sebesar Rp 1 miliar," katanya, Sabtu, 18 Maret 2017.
Obligasi tersebut, tambah bupati yang akrap disapa Kang Dedi ini, berawal dari penyertaan modal pemerintah kabupaten, provinsi, dan pusat. Sumbernya dari dana bantuan yang selama ini diterima oleh setiap desa, seperi Dana Desa, Dana Alokasi Desa, dan Dana dan Bantuan Khusus Untuk Desa. Melalui dana obligasi tersebut, desa bisa berusaha dan mengambil untung, misalnya dengan membeli saham BUMD dan mengelola perusahaan kepariwisataan yang berbasis budaya desa adat.
Harapannya di masa mendatang desa tak lagi memerlukan dana bantuan pusat, provinsi, dan kabupaten. “Sebab, perekonomian desa sudah bisa mandiri,” tutur Kang Dedi. Bahkan, buat menggaji para aparat desa termasuk membangun semua sarana buat kepentingan masyarakat sudah tercukupi melalui penghasilan yang bersumber dari obligasi desa tersebut.
Kang Dedi memberi contoh ihwal proses model pembangunan menuju Desa Mandiri di Purwakarta yang digerakkan melalui program Desa Adat atau Desa Budaya yang sudah digelindingkannya sejak tiga tahun terakhir. Desa sudah bisa menarik manfaat ekonomi dari kedatangan pelancong ke sejumlah destinasi wisata yang bersumber dari kekayaan alam yang sebelumnya terabaikan. “Plus kuliner khas kampung yang semula tidak laku kini mulai dicari para pelancong sebagai oleh-oleh,” jelas Dedi.
“Semua gagasan dan terobosan-terobosan cerdas menuju terwujudnya Desa Mandiri di Purwakarta sudah dibahas tuntas melalui Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Kabupaten Purwakarta Tahun Anggaran 2018,” tutur Kang Dedi. Peran aparat desa atau tetua adat dan badega lembur (penjaga kampung) dalam menjaga lingkungan hidup dengan budaya adat, seperti memelihara kondisi mata air, sungai, pemanfaat energi matahari dan udara, perlindungan satwa dan hutan termasuk beras perelek.
Baca Juga:
Kepala Desa Cijunti, Haji Toha, mengapresiasi langkah dan kebijakan Desa Mandiri yang digagas Kang Dedi tersebut. “Bahkan, sebelum Musrenbang berlangsung pun kami sudah memetakannya. Hasilnya, desa kami ternyata memiliki potensi pariwisata yang bisa dijual ke publik,” ujarnya. Potensi pariwisata yang ada di Desa Cijunti diantaranya keberadaan sasak gantung Mak Uwok yang akan dimuseumkan. Kemudian Kampung Topi, yaitu kawasan perkampungan dimana warganya memproduksi topi buatan industri rumahan dan hasilnya menembus pasar ekspor. (*)