TEMPO.CO, Bangkalan - Menjelang asar, Sabtu, 18 Maret 2017, Sudan, 70 tahun, melanjutkan pekerjaannya memperbaiki kandang ayam yang sudah lapuk di halaman rumahnya Dusun Rabesen Barat, Desa Parseh, Kecamatan Socah, Kabupaten Bangkalan. Ia ditemani istrinya, Suriyah, 60 tahun.
Belum selesai perbaiki kandang, Sudan melihat keponakannya, Jumlah, 45 tahun, menyabit rumput untuk pakan ternak dekat pekarangan rumahnya. Sudan merasa terganggu karena Jumlah juga tampak memotongi dahan pohon yang berfungsi sebagai pagar di pekarangan rumahnya.
Dengan suara agak lantang, Sudan menegur Jumlah agar tak merusak tanaman milik orang lain. "Jangan cari pakan ternak sembarangan," begitu kira-kira teguran Sudah kepada ponakannya seperti tertuang dalam laporan penyidik Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Bangkalan yang salinannya diterima Tempo.
Baca juga:
Sabu Diduga Banyak di Perdesaan Kabupaten Bangkalan
Rupanya Jumlah tersinggung dengan teguran pamannya itu. Dia menantang carok atau duel dengan senjata tajam khas Madura. "Apa, mau carok kah?" kata Jumlah sembari mendekati Sudan.
Kini giliran Sudan tersinggung, mendengar tantangan itu dia berdiri. Saat itulah, Jumlah yang tengah menggenggam sebilah celurit penyabit rumput, menyerang korban, dia ayunkan celurit itu ke leher Sudan. Lelaki tua itu pun roboh. Jumlah yang kalap terus menyerang, kali ini mengenai lengan korban.
Tak tega melihat suaminya dianiaya, Suriyah mencoba melindungi suaminya itu. Gelap mata, Jumlah pun membacok bibinya dan mengenai lengan kanannya. Melihat bibinya luka, Jumlah melarikan diri ke rumahnya. Nyawa Sudan tak tertolong, dia tewas di tempat kejadian perkara, sedangkan Suriyah selamat dan dirawat di rumah sakit.
Baca pula:
Soekarwo: Bupati Bangkalan-Sumenep Kena Sanksi Tak Digaji
Kepala Satreskrim Polres Bangkalan Ajun Komisaris Anton Widodo membenarkan cerita tersebut. Dia mengatakan Jumlah pun telah ditangkap di rumahnya, berikut celurit yang dipakai membunuh pamannya sudah diamankan. "Kita tangkap (Jumlah) semalam dan sekarang sedang diperiksa," kata dia, Ahad, 19 Maret 2017.
Menurut Anton, penyidik mendapat informasi dari warga Dusun Rabesen bahwa Jumlah mengalami gangguan kejiwaan. Untuk memastikan kebenarannya, kejiwaan Jumlah akan diperiksakan kepada dokter ahli kejiwaan. "Hasil pemeriksaan dokter akan menjadi bukti secara yuridis formal kejiwaan tersangka, apakah benar mengalami gangguan jiwa atau tidak," katanya.
Tewasnya Sudan menambah panjang kasus pembunuhan di Desa Parseh. Sebelumnya, tiga pekan lalu, dua pembunuhan sadis menimpa suami-istri di Dusun Tapel, yaitu Suliha dan Jamal. Hingga kini pembunuh Suliha belum tertangkap, wanita muda satu anak ini tewas dengan leher tergorok. Tapel dan Rabesen, Dua dusun ini hanya dipisah jalan raya.
MUSTHOFA BISRI