TEMPO.CO, Jakarta - Pengerjaan Konstruksi Dermaga Tawiri di Ambon, Maluku mulai dilakukan. Hal tersebut menyusul penandatanganan kontrak pekerjaan antara Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Wilayah XVI Maluku dengan PT Brantas Abipraya selaku pemenang tender pembangunan senilai Rp 110,14 miliar, yang dilaksanakan pada Kamis, 16 Maret 2017.
Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Arie Setiadi Moerwanto, menginstruksikan agar pembangunan dermaga tersebut rampung pada akhir tahun ini. Pada awal perencanaannya, konstruksi akan dilakukan dengan paket kontrak tahun jamak dua tahun yaitu 2016-2017, namun hal tersebut berubah menjadi hanya pekerjaan tahun tunggal pada 2017 ini.
Baca : Pembangunan LRT Palembang Mencapai 40 Persen
“Kita perlu percepat pengerjaannya, harus selesai Desember 2017. Tetapi harus tetap perhatikan dan sesuaikan dengan prosedur yang berlaku,” kata Arie dalam keterangan tertulisnya, Ahad, 19 Maret 2017.
Menurut Arie, perubahan skema pekerjaan salah satunya karena proses lelang yang berjalan cukup lama, bahkan lebih dari enam bulan. Bahkan kata dia, pelelangan sempat harus diulang sebanyak tiga kali. Dalam proses pembangunan dermaga tersebut, Arie juga meminta kepada kontraktor untuk memperhatikan aspek arus air laut.
Baca Juga:
“Pelabuhan yang lama lokasinya agak masuk ke teluk, yang baru agak keluar. Harus diperhatikan, karena arusnya berbeda. Saya juga meminta kalian harus berkoordinasi dengan TNI Angkatan Laut (AL) untuk pengerjaannya,” ujar Arie.
Dermaga Tawiri dibangun diatas lahan seluas 11,2 hektare. Pembebasan lahan tersebut juga dilakukan dengan alokasi dana Ditjen Bina Marga melalui Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) XVI Maluku dan Maluku Utara. Dermaga tersebut nantinya berfungsi sebagai tempat bekal ulang baik bahan bakar, air tawar, bahan makanan, obat-obatan maupun amunisi. “Dermaga juga sebagai tempat perawatan kesehatan bagi anak buah kapal (ABK) kapal perang Republik Indonesia (KRI) yang sakit serta perbaikan dan perawatan kapal bila terjadi kerusakan peralatan kapal,” tuturnya.
Baca : Harus Ada Tabungan Rp 25 Juta, Calon TKI Bakal Terlilit Utang
Dermaga Tawiri dibangun sebagai pengganti Dermaga TNI-AL yang lama, karena pasca pembangunan Jembatan Merah Putih (JMP) yang melintasi teluk dalam Ambon, membuat kapal latih TNI-AL seperti Dewa Ruci tidak bisa lewat. Selain tanda tangan kontrak konstruksi, pada saat yang bersamaan kedua belah pihak juga menandatangani paket pengawasan konstruksi Dermaga Tawiri senilai Rp 4,51 miliar dengan konsultan pemenang PT Yodya Karya J.O. PT Rosari Konsultan.
DESTRIANITA