TEMPO.CO, Jakarta - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menjaring minat dua perusahaan asal Jerman untuk menanamkan modal di proyek investasi "smelter" nikel senilai US$ 800 juta (setara Rp 10,4 triliun, dengan kurs Rp 13.000 per US$).
Perusahaan asal Negeri Panser menyatakan minat untuk bekerja sama dengan BUMN pertambangan Indonesia dalam proyek tersebut.
Baca: BKPM: Investasi Cina Naik Drastis Di 2016
"Kami bertemu dengan perusahaan-perusahaan Jerman yang berminat menanamkan modalnya di Indonesia di antaranya adalah perusahaan Jerman dengan rencana investasi US$ 800 juta sementara satu perusahaan lainnya di bidang usaha sektor gas belum menyebutkan berapa nilai investasinya," kata Kepala BKPM Thomas Trikasih Lembong dalam siaran pers di Jakarta, Senin 20 Maret 2017.
Baca: Investasi Jepang di Indonesia Melonjak Dua Kali Lipat
BKPM melakukan kunjungan kerja ke beberapa negara di Eropa pada tanggal 15-22 Maret 2017 untuk mempromosikan Indonesia sebagai destinasi investasi yang atraktif. Beberapa negara yang dikunjungi di antaranya Jerman, Prancis Swedia, Inggris dan Denmark.
Kunjungan kerja tersebut juga merupakan bagian dari upaya pemasaran untuk mendukung pencapaian target investasi tahun 2017 yang dipatok pada angka Rp 678,8 triliun.
Menurut Thomas, kunjungan kerja yang dilakukan juga dimanfaatkan untuk bertemu dengan beberapa "fund managers" (pengelola keuangan) maupun perbankan di Jerman.
"Jerman merupakan salah satu negara penting di Eropa yang juga merupakan kontributor utama investasi di Indonesia," jelasnya.
Ia menyebutkan daya tarik investasi utama bagi Jerman. Di antaranya adalahkondisi perekonomian Indonesia yang relatif stabil ditambah dengan fundamental makro ekonomi yang solid serta dukungan arus investasi asing langsunh (foreign direct investment/FDI) yang tinggi.
"Tahun lalu FDI yang masuk ke Indonesia mencapai US$ 28,9 miliar, naik 8,4 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Jerman menyumbang US$ 133 juta dari total nilai FDI tersebut," ungkapnya.
Aliran penanaman modal dari Eropa yang dalam lima tahun terakhir mengalir ke Indonesia sebesar US$ 13,3 miliar (setara dengan Rp 172,9 triliun dengan kurs rupiah Rp13.000 per US$).
Lima besar investasi dari Eropa yang masuk ke Indonesia adalah dari Belanda, Inggris, Prancis, Luxembourg dan Jerman.
ANTARA