TEMPO.CO, New Delhi - Seorang pendeta Hindu anti-Islam yang memuji larangan perjalanan ke Amerika Serikat bagi umat Muslim dan menyamakan bintang Bollywood Shah Rukh Khan dengan teroris, dipilih menjadi pemimpin Negara Bagian Uttar Pradesh, India
Seperti dilansir The Guardian, Ahad 19 Maret 2017, Partai Bharatiya Janata atau BJP, yang akhir pekan lalu menang telak dalam pemilihan lokal di negara bagian paling padat di India itu mengumumkan memilih Yogi Adityanath sebagai Menteri Utama Uttar Pradesh.
Baca: India Pecahkan Rekor Dunia dengan Luncurkan 104 Satelit Nano
Penunjukan Adityanath, 44 tahun, ini mengejutkan banyak pihak.
Sebab, kepala salah satu kuil Hindu terbesar di Uttar Pradesh ini kerap memicu kontroversi, terutama terhadap minoritas Muslim di negara bagian berpenduduk 220 juta jiwa tersebut.
Dia baru-baru ini memuji larangan Presiden Donald Trump terhadap pengungsi dan imigran dari tujuh negara Muslim. Adityanath bahkan mengatakan hal ini dapat dipraktekkan di India guna menghindari aksi terorisme.
Adityanath pernah menghadapi tuduhan pidana percobaan pembunuhan, mengotori tempat ibadah dan menghasut kerusuhan di Uttar Pradesh, sebuah negara di mana ketegangan komunal cukup tinggi, dan terjadinya kekerasan agama empat tahun lalu yang menewaskan lebih dari 60 orang.
Ia juga menyebut Santa Teresa bagian dari konspirasi untuk mengkristenkan India dan sering memperingatkan para pengikutnya bahwa umat Islam sedang melakukan Islamisasi dengan cara menikahi wanita Hindu dan pindah agama.
Seorang pejabat tinggi partai Kongres, Veerappa Moily, mengatakan pilihan Adityanath adalah serangan terhadap sekularisme. Menurutnya India bukan Hindu. dan Hindu bukan India.
"Dia telah membuat pernyataan provokatif di masa lalu dan pertanyaannya adalah apakah ia akan melanjutkan gaya politik itu sebagai kepala menteri. Karena pekerjaan baru memerlukan tanggung jawab baru," kata Moily, seperti dilansir Guardian.
Beberapa pengamat menyebutkan penunjukan Adityanath merupakan tanda bahwa BJP sedang menggalang dukungan masyarakat Hindu demi kepentingan pemilihan umum 2019 agar Perdana Menteri Narendra Modi terpilih lagi.
GUARDIAN | HINDUSTAN TIMES | YON DEMA