TEMPO.CO, Jakarta – Ratusan sopir angkutan kota (angkot) di wilayah Kota dan Kabupaten Cibinong melanjutkan aksi mogok massal dengan tidak mengangkut penumpang, Selasa, 21 Maret 2017, sejak pagi hingga siang. Pada hari kedua, aksi mogok massal yang terjadi di wilayah Kota dan Kabupaten Bogor ini semakin meluas. Di belasan titik lokasi sopir angkutan melakukan aksi sweeping dan penghadangan terhadap pengemudi transportasi online.
”Sejak pagi, sopir angkot mogok beroperasi, bahkan mereka menghentikan sejumlah pengendara motor yang dicurigai sebagai ojek online,” kata Rismanto, 34 tahun, warga Sukahati, Cibinong, Selasa, 21 Maret 2017.
Baca: Protes Sopir Angkot di Bogor Diwarnai Bentrokan dengan Ojek Online
Rismanto mengatakan menjadi salah satu pengemudi sepeda motor yang diberhentikan oleh sopir angkot, karena dicurigai sebagai ojek online dan mencari kesempatan menaikkan penumpang.
”Tadi saya sempat dihentikan karena saya membonceng anak berangkat kerja di Cilodong,” ucapnya.
Dia mengatakan, pada saat dirinya dihentikan, sejumlah sopir angkot memeriksa telepon seluler yang digunakannya untuk memastikan pengemudi ojek online atau pengendara biasa. “HP saya dicek karena untuk memastikan apakah terpasang aplikasi ojek online atau tidak,” kata Rismanto.
Baca: Kota Bogor Terapkan Rerouting, Sopir Angkot Pilih Trayek Lama
Di wilayah Kota dan Kabupaten Bogor, aksi sweeping ojek online tersebut terjadi di belasan titik, di antaranya Simpang Jalan Pemda, bawah jalan layang Pasar Cibinong, Citeureup, Cileungsi, dan Terminal Bubulak.
Untuk mengantisipasi adanya aksi sweeping balasan, puluhan petugas dari Kepolisian Polresta Bogor, Polres Bogor, dibantu petugas Brimob Polda Jawa Barat dan TNI berjaga di sejumlah titik yang dianggap rawan karena dijadikan sebagai lokasi aksi mogok angkot.
M. SIDIK PERMANA