TEMPO.CO, Jakarta - Calon Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, mengumpamakan pemilihan kepala daerah (pilkada) DKI Jakarta 2017 seperti permainan sepak bola.
Menurut mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu, kemenangan akan datang hanya pada pemain yang fokus pada bolanya.
"Tapi kalau sudah nendang kaki, sudah lagi tidak fokus di bola, kelihatannya ada keragu-raguan, dugaan saya," katanya kepada media pada Selasa, 21 Maret 2017.
Baca juga: Warga Bertanya ke Anies: Apakah KJP Berhenti kalau Ahok Kalah?
Anies menilai indikasi permainan yang sudah menyimpang itu terlihat dari sejumlah informasi yang menyudutkan dia dan pasangannya, Sandiaga Uno.
Antara lain formulir pendaftaran dukungan terhadap pasangan Anies-Sandi. Di dalamnya berisi tentang pernyataan dukungan, yakni:
"Siap menjalankan perintah agama Islam dengan memilih Anies Baswedan dan Sandiaga Uno dalam pilkada DKI Jakarta. Jika saya atau keluarga saya meninggal tolong disalatkan dan dimakamkan dengan cara Islam."
Formulir tersebut berlogokan Jakarta Maju Bersama dan Anies-Sandi. Ini merupakan logo-logo kampanye pasangan Anies-Sandiaga.
Menanggapi hal tersebut, Anies mengatakan formulir itu bukan dari pihaknya dan tidak benar. "Kami enggak bikin, jadi saya enggak tahu. Tanya saja ke yang bikin," katanya.
Anies menjelaskan makin maraknya berita tidak benar pada dia dan Sandiaga merupakan ulah oknum yang tidak punya kerjaan.
"Ya kelihatannya ada pihak-pihak yang waktunya agak longgar untuk membuat hoax, kami enggak ada komentar," ujarnya.
Simak juga: Polda: Tak Ada Muatan Politis dalam Pemanggilan Sandiaga Uno
Dia menjelaskan, program informasi yang tidak tertera dalam website www.jakartamajubersama.com, tidaklah benar.
Anies mengimbau masyarakat untuk melakukan cek ulang lewat website resmi mereka.
"Jadi kalau Anda melihat sebuah dokumen, Anda pengen tau ini datang dari tim atau bukan, kalau ada di situ berarti dokumen dari kami. Kalau enggak ada berarti bukan," katanya menjelaskan.
CHITRA PARAMAESTI