TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian Badan Usaha Milik Negara Fajar Harry Sampurno mengatakan holding BUMN pertambangan bisa membeli saham Freeport sampai 9,36 persen. Dia optimistis holding BUMN pertambangan memiliki kemampuan tersebut.
"Aturannya 51 persen. Tapi, kalau mencapai 51 persen, ya bertahaplah," ucap Fajar Harry saat ditemui di kantornya, Jakarta Pusat, Rabu, 22 Maret 2017.
Baca: Kepastian Perpanjangan Kontrak Freeport, Ini Kata Arcandra
Fajar berujar, Kementerian BUMN sudah menyampaikan surat pernyataan berminat membeli divestasi saham Freeport kepada Menteri Keuangan serta Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral. Kemudian Menteri Keuangan membalas surat itu dan menanyakan soal kesanggupan BUMN. "Kami balas, kami sanggup."
Menurut Fajar, Kementerian BUMN sedang dalam posisi bersiap ketika sewaktu-waktu pemerintah memutuskan menunjuk BUMN mengambil divestasi saham Freeport. "Maka kami lakukan persiapan. Kami lakukan konsolidasi," tuturnya.
Selain itu, masih ada kemungkinan pemerintah pusat mengambil divestasi saham Freeport tanpa melalui BUMN. Fajar menjelaskan, hal itu bergantung pada keputusan pemerintah. "Apakah pemerintah pusat secara langsung atau melalui BUMN, itu akan diputuskan pemerintah pusat," ucap Fajar.
Simak: Menteri Jonan Bertemu Bos Freeport, Ini Poin yang Dibahas
Terlebih saat ini, kata Fajar, sudah ada perundingan antara pemerintah dan Freeport yang masih berjalan. "Iya, kami tunggu saja. Kami tidak ikut-ikut."
DIKO OKTARA