TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Kota Bogor menjembatani kesepakatan damai antara awak kendaraan angkutan kota (angkot) dengan ojek online hingga kedua pihak sepakat untuk tetap beroperasi pada hari ini, Kamis 23 Maret 2017. Kesepatan damai dicapai setelah perundingan dan mediasi berlangsung di Balai Kota Bogor. Hingga Kamis pukul 00.20 WIB, Wali Kota Bima Arya Sugiarto menyebarkan video hasil kesepakatan damai antara kedua pihak moda transportasi itu.
Selain video, Bima juga membagi foto kesepatan damai yang ditandai penandatangan perjanjian damai antara pengendara ojek online dan sopir angkot. Di dalam foto tersebut terdapat Wali Kota Bima Arya Sugiarto diapit dua koordinator ojek online di sisi kanan dan koordinator sopir angkot di Terminal Laladon di sisi kiri, Wakil Ketua Organda Kota Bogor di kanan, lalu Kapolresta Bogor Kota dan Dandim 0606/Kota Bogor serta perwakilan Gojek di sisi kiri.
"Alhamdulillah kesepakatan damai dicapai," kata Bima melalui pesan singkat. Bima menjelaskan, ada empat poin kesepakatan damai yang dicapai di antaranya, pertama kedua belah pihak sepakat untuk menjaga kondusivitas Kota Bogor. Kedua pihak saling menghormati dalam menjalankan usaha.
Baca: Pengendara Ojek Online dan Sopir Angkot Bentrok Lagi di Bogor
Ketiga, menyerahkan permasalahan yang terjadi kepada aparat penegak hukum, dan keempat teknis tentang operasional online akan dibicarakan secara bertahap. "Jam 15.00 (sore nanti) Muspida Kota Bogor akan rapat koordinasi dengan Muspida Kabupaten di pendopo Bupati," kata Bima.
Bima juga memastikan, setelah kesepakatan damai dicapai, kedua belah pihak yakni sopir angkot dan ojek 'online' bersepakat untuk tetap beroperasi normal. "Khusus online sementara ini tetap tidak gunakan atribut," katanya.
Menurutnya, solusi dalam persoalan angkot dan ojek online masih harus dikoordinasikan di lapangan. Masih ada proses yang belum selesai terkait adanya angkot trayek 02 (Bubulak-Sukasari) yang dirusak saat aksi kericuhan di Terminal Laladon.
"Tapi setindaknya inilah ikhtiar kita untuk mendinginkan situasi saat ini, dan usahakan warga tetap terlayani," kata Bima.
Untuk mengantisipasi jika masih terjadi aksi mogok para supir angkot, lanjut Bima, Pemerintah Kota Bogor tetap antisipasi dengan menyiapkan seluruh armada mobil dinas baik milik pemerintah kota, Satpol PP, Polisi dan TNI. "Tadi saya kumpulkan semua kepala dinas, camat dan BUMD, seluruh standby," katanya.
Sebeumnya, kericuhan terjadi antara sopir angkot dan ojek online di Terminal Laladon, 22 Maret 2017 petang. Kedua belah pihak saling serang dengan batu dan menggunakan kayu. Para pengendara ojek online merusak sejumlah angkutan baik yang beroperasi di wilayah Kabupaten maupun Kota Bogor.
Kericuhan berawal adanya informasi sweeping atau penyisiran yang dilakukan kedua belah pihak, sementara itu rombongan pengendara ojek online yang didominasi Grab bergerak dari arah Dramaga dengan tujuan ke Balai Kota Bogor untuk mengonfirmasi terkait kecelakaan yang dialami pengendara ojek online sekaligus kejelasan aturan angkutan.
Diperjalanan menuju Balai Kota, tepatnya di Terminal Bubulak terjadi pelemparan, berujung pada kebringasan pengendara ojek online yang melakukan penyerangan balik hingga ke Terminal Laladon.
Bentrok antara kedua pihak terjadi selama hampir satu jam, hingga petugas keamanan turun mensterilkan lokasi. Setelah itu, ratusan pengendara ojek online bergerak ke Balai Kota Bogor. Sejak sore hingga malam, terjadi proses mediasi, hingga akhirnya disepakati perjanjian damai di antara dua belah pihak yang diwakili oleh masing-masing koordinator juga disaksikan oleh Organda, Kapolresta dan juga Dandim 0606/Kota Bogor.
ANTARA
Video Terkait:
Begini Kronologi Kericuhan Antara Ojek Online dengan Sopir Angkot di Bogor