TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pemerintah akan memprioritaskan penerimaan negara dari sektor pariwisata dengan cara meningkatkan potensi obyek wisata agar menarik banyak wisatawan asing untuk berkunjung.
Ia berujar, dalam kurun dua tahun ke depan, pemerintah menargetkan penerimaan negara dari sektor pariwisata mencapai US$ 20 miliar.
"Industri pariwisata Indonesia hampir 10 juta. Tahun 2019, kita mau 12 juta. Penerimaan kita mau US$ 20 miliar. Kita akan ciptakan revenue paling tinggi. Paling banyak pariwisata, baru energi," kata Luhut saat memberikan keynote speech dalam acara Launching Festival Pesona Tambora 2017 di Hotel Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Kamis, 23 Maret 2017.
Baca:
Pemerintah Bidik Wisata Bahari Sumbang Devisa US$ 4 Miliar
Pada 2019, Pariwisata Penghasil Devisa Terbesar
Menurut Luhut, berbicara mengenai luas daerah, potensi wisata Indonesia lebih luas dibanding negara lain. Namun penerimaan Indonesia dari sektor pariwisata masih kalah dibanding negara lain, salah satunya Thailand.
Di Negeri Gajah Putih, ucap dia, meski hanya berpenduduk 70 juta, penerimaannya dari sektor tersebut mencapai US$ 45 miliar. Sedangkan Indonesia yang memiliki lebih dari 250 juta penduduk hanya mampu menghasilkan US$ 11 miliar. "Kenapa itu? Luas daerah kita leading. Dia (spending) US$ 1.500 per turis, kita US$ 1.000 per turis. Jadi masalahnya di sini. Ini yang harus kita hadapi. Tantangan kita ini," tutur Luhut.
Simak:
IHSG Dibuka Menguat 5,54 Poin
Aturan Baru Taksi Online, Ini Catatan YLKI
Karena itu, untuk mendorong kemajuan industri pariwisata, Luhut mendorong setiap daerah ikut mengembangkan potensi wisata daerahnya dengan menambah pembangunan infrastruktur. "Kalau kita mau maju, tambah infrastruktur. Jadi kita harus bisa tingkatkan devisa. Kebersihan, ramah-tamah, infrastruktur, kita harus bangun itu. Sekarang kita bangun dengan terpadu," katanya.
Salah satu yang disoroti Luhut adalah mengenai infrastruktur sederhana pembangunan toilet. Menurut dia, kita harus mensosialisasi kepada masyarakat di daerah wisata untuk menjaga dan membangun toilet yang bersih. "Masalah kesehatan, dokter, restoran yang bersih, WC, dan harus waspada pencemaran plastik. Indonesia itu nomor dua terjorok setelah Cina. Ini bukan main-main," ujarnya.
DESTRIANITA