Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sabu, Efeknya Sampai Jauh! Simak Penjelasan Ahlinya  

Editor

Susandijani

image-gnews
Ilustrasi Narkoba atau methylamphetamine. Getty Images
Ilustrasi Narkoba atau methylamphetamine. Getty Images
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -Akhir pekan ini, satu lagi artis ditangkap karena narkoba. Seperti diberitakan Tempo.co kemarin, pedangdut Ridho Rhoma ditangkap petugas Satuan Narkoba Kepolisian Resor Metro Jakarta Barat, di sebuah hotel di kawasan Tanjung Barat, Jakarta Barat, pada Sabtu pagi, 25 Maret 2017.

Disebutkan juga Ridho sudah menggunakan sabu, jenis narkotika itu selama dua tahun. Sabu, menurut Psikiater Klinik Psikosomatik dari Omni Hospital, Alam Sutera, dr Andri SpKJ FAPM, adalah narkotika jenis metamfetamine yang merupakan psikostimulan atau zat yang dapat menstimulus atau merangsang kerja otak. (Baca :Mau Menaksir Kesehatan Seseorang? Lihat Saja Matanya)

Tak heran, jika pada berita selanjutnya, pengacara Ridho menceritakan alasan mengapa Ridho menggunakan sabu, yaitu karena tekanan pekerjaan. dan agar tidak cepat mengantuk.

Sabu, menurut Andri, memang mengandung stimulan, yaitu amfetamin. Amfetamin sendiri sekitar 20 tahun lalu digunakan untuk mereka yang mengalami gangguan dalam konsentrasi dan hiperaktif. “Namun pada sabu dan jenis narkoba lainnya, isinya bukan amfetamin murni. Kita juga tidak tahu jenis campuran sabu itu apa,” katanya yang dihubungi Tempo.co pada Minggu 26 Maret 2017, siang.

Ironisnya, banyak yang masih belum paham, efek penggunaan sabu ini. Penggunaan sabu, menurut Andri, dapat menimbulkan masalah ketergantungan dan kerugian di masa sekarang dan akan datang.

Penggunaan sabu menurut Andri yang juga disebutkan dalam artikel yang ditulisnya di Kompasiana, bisa membuat perubahan keseimbangan zat kimia di otak, yaitu serotonin dan dopamin. “Pada saat orang menggunakan stimulan seperti sabu dan ekstasi, maka terjadi lonjakan serotonin dan dopamin beberapa kali lipat dari biasanya,” katanya. Hal ini yang membuat pengguna stimulan merasakan rasa nyaman dan gembira luar biasa.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Baca juga :70 Persen Pasien Kanker Paru Stadium Lanjut, Ini Sebabnya

Tapi sistem keseimbangan ini erat kaitannya dengan terjadinya gangguan kecemasan. “Penggunaan stimulan dalam jangka waktu lama akan merusak keseimbangan sistem otak. Daya tahan mekanisme otak terhadap stres akan berkurang, ujarnya. Sistem serotonin dan dopamin yang melonjak akibat penggunaan stimulan, pada kondisi normalnya kembali tidak lagi sama dengan ketika sebelum menggunakan stimulan.

Pada beberapa pasien ada efek samping yang nyata terkait dengan munculnya kecurigaan yang besar karena penggunaan obat ini yang disebabkan karena lonjakan dopamin. Gejala mirip gejala psikotik seperti ide-ide paranoid juga bisa muncul. Kondisi lingkungan yang penuh stres juga bisa memicu ketidakseimbangan itu. (Baca :Ridho Rhoma Pakai Narkoba untuk Jaga Diet Tubuhnya?)

Tragisnya lagi, Andri menyebutkan riwayat penggunaan stimulan membuat pasien lebih rentan terhadap kondisi kecemasan itu. "Maka jika Anda pernah memakai stimulan dalam kehidupan Anda, jangan heran jika suatu saat penyakit kecemasan mendekati," katanya. Meskipun  sabu itu sudah tak Anda sentuh lagi. 

SUSANDIJANI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kronologi Penyelundupan Sabu dan Ekstasi dari Medan ke Jakarta Melalui Pesawat Lion Air, Mengapa Bisa Lolos Pemeriksaan?

17 jam lalu

Wakil Direktur Tindak Pidana Narkoba Badan Reserse Kriminal Umum (Bareskrim) Komisaris Besar Arie Ardian (dua dari kanan) menunjukkan barang bukti dari penangkapan 24 kilogram sabu dan ekstasi sebanyak 1.840 di Gedung Mabes Polri, Kamis, 18 April 2024. Pengungkapan dua kasus peredaran narkotika itu dilakukan sejak 22 Maret 2024 dan 4 April lalu. TEMPO/Ihsan Reliubun
Kronologi Penyelundupan Sabu dan Ekstasi dari Medan ke Jakarta Melalui Pesawat Lion Air, Mengapa Bisa Lolos Pemeriksaan?

Bareskrim bersama tim gabungan Bea Cukai Bandara Soekarno-Hatta menangkap penumpang Lion Air yang membawa sabu dan ekstasi dari Medan.


Polisi Tangkap Residivis Pengedar Narkoba Senilai Rp 10 Miliar di Bekasi

23 jam lalu

Ilustrasi penjahat narkoba. TEMPO/Iqbal Lubis
Polisi Tangkap Residivis Pengedar Narkoba Senilai Rp 10 Miliar di Bekasi

Polres Metro Bekasi Kota menyita 10 kilogram narkoba jenis sabu senilai Rp 10 Miliar saat menangkap MH, residivis dalam kasus sama pada 2022


Tanggapan Lion Air Terkait Penangkapan 2 Karyawan dalam Kasus Penyelundupan Narkoba Jalur Udara

1 hari lalu

Corporate Communication Strategic of Lion Air, Danang Mandala Prihantono, memberikan keterangan terkait pelaporan perundungan yang dilakukan terhadap Pilot Loin Air, di Kantor Pusat Lion Air, Jakarta. 30 Agustus 2018. TEMPO/Chitra Paramaesti.
Tanggapan Lion Air Terkait Penangkapan 2 Karyawan dalam Kasus Penyelundupan Narkoba Jalur Udara

Manajemen Lion Air angkat bicara terkait informasi penangkapan dua karyawan maskapai itu dalam kasus penyelundupan narkoba melalui jalur udara.


Bareskrim Ungkap Peredaran Narkoba Melalui Jalur Udara, 2 Petugas Lion Air Terlibat

1 hari lalu

Wakil Direktur Tindak Pidana Narkoba Badan Reserse Kriminal Umum (Bareskrim) Komisaris Besar Arie Ardian (dua dari kanan) menunjukkan barang bukti dari penangkapan 24 kilogram sabu dan ekstasi sebanyak 1.840 di Gedung Mabes Polri, Kamis, 18 April 2024. Pengungkapan dua kasus peredaran narkotika itu dilakukan sejak 22 Maret 2024 dan 4 April lalu. TEMPO/Ihsan Reliubun
Bareskrim Ungkap Peredaran Narkoba Melalui Jalur Udara, 2 Petugas Lion Air Terlibat

Bareskrim Polri menangkap jaringan pengedar narkoba yang melintas melewati jalur udara.


Polisi Tangkap Pengedar Narkoba Lewat Undercover Buy di Bekasi, Sita 3 Kardus Sabu

1 hari lalu

Barang bukti dihadirkan dalam Konferensi Pers Pengungkapan Satgas Penanggulangan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba Bareskrim Polri & Polda Jajaran Operasi Escobar 2024 di Gedung Bareskrim Polri Jakarta, 13 Maret 2024. Di antaranya, sabu 2,8 ton, ekstasi 1.030.559 butir, ganja 1,6 ton, kokain 8,64 Kg, tembakau gorilla 127,2 Kg, etamine 24,8 Kg dan obat keras sebanyak 4.875.406 butir. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Polisi Tangkap Pengedar Narkoba Lewat Undercover Buy di Bekasi, Sita 3 Kardus Sabu

Polres Metro Bekasi Kota menangkap pelaku peredaran narkoba berinisial MH yang kerap bertransaksi di Jalan Raya Caman, Pondok Gede, Kota Belasi.


Bareskrim Tangkap Dua Pegawai Maskapai Swasta, Diduga Selundupkan Narkoba ke Kabin Pesawat

1 hari lalu

Direktur Tindak Pidana Narkoba Brigjen Pol. Mukti Juharsa. (ANTARA/Laily Rahmawaty
Bareskrim Tangkap Dua Pegawai Maskapai Swasta, Diduga Selundupkan Narkoba ke Kabin Pesawat

Dua pegawai maskapai swasta yang diduga sebagai kurir narkoba itu ditangkap saat tiba di Bandara Soekarno-Hatta.


Polisi Sebut 6 Pemuda Konvoi Saat Malam Takbiran di Tomang Positif Narkoba

8 hari lalu

Ratusan pemuda ditangkap polisi dalam konvoi malam takbiran di Jalan Kyai Tapa, Tomang, Jakarta Barat, 10 April 2024. ANTARA/HO-Polres Jakbar
Polisi Sebut 6 Pemuda Konvoi Saat Malam Takbiran di Tomang Positif Narkoba

Polisi mendapati enam pemuda yang konvoi saat malam takbiran di kawasan Jakarta Barat positif mengonsumsi narkoba.


Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

9 hari lalu

Associate Professor Henry Surendra sebelumnya membahas kesenjangan pandemi dan kematian akibat Covid-19 di Indonesia/Monash University
Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

World Health Summit akan pertama kali digelar di Monash University. Ada beberapa tema yang akan dibahas oleh peneliti, salah satunya, demam berdarah


Kesaksian Tetangga, Tersangka Pabrik Ekstasi Jaringan Fredy Pratama Huni Rumah Berdalih untuk Orang Sakit

10 hari lalu

Penampakan rumah yang dijadikan pabrik ekstasi di Perumahan Taman Sunter Agung B6, Tanjung Priok, Jakarta Utara, 8 April 2024. Polisi menggerebek pabrik ekstasi yang masuk jaringan narkoba internasional Fredy Pratama. TEMPO/Han Revanda Putra.
Kesaksian Tetangga, Tersangka Pabrik Ekstasi Jaringan Fredy Pratama Huni Rumah Berdalih untuk Orang Sakit

Tetangga rumah yang dijadikan markas pabrik ekstasi jaringan Fredy Pratama menceritakan kesaksiannya tentang rumah bernomor B6 itu.


Polisi Ciduk 71 Remaja yang Konvoi di Jakarta Barat, 5 Positif Narkoba

10 hari lalu

Polisi mengamankan pelajar yang melakukan konvoi buka di jalanan, Jakarta, Jumat (5/4/2024). ANTARA/HO-Polsek Metro Tamansari
Polisi Ciduk 71 Remaja yang Konvoi di Jakarta Barat, 5 Positif Narkoba

Polres Metro Jakarta Barat akan memanggil sekolah maupun orang tua dari remaja yang kedapatan konvoi motor membawa petasan dan kembang api.