TEMPO.CO, Washington DC—Putri sulung Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Ivanka, mengumumkan dirinya secara resmi menjabat sebagai penasihat sang ayah di Gedung Putih.
Meski dalam pernyataan kepada The New York Times, Rabu 29 Maret 2017, Ivanka, 35 tahun, menegaskan dirinya tidak akan digaji dan terikat aturan sebagai pegawai federal, pengumuman tersebut tak ayal menimbulkan protes dari kubu Demokrat.
Baca: Duh, Pengamanan Rumah Ivanka Trump Bikin Tetangga Kesal
“Saya menyadari kekhawatiran sejumlah pihak karena posisi ini. Saya berjanji akan mematuhi aturan sebagai pegawai pemerintah,” kata Ivanka kepada Times.
Sejak diangkat sebagai presiden pada 20 Januari lalu, keterlibatan keluarga Trump dalam pemerintahan memicu pernyataan mengenai etika, konflik kepentingan dan nepotisme.
Suami Ivanka, Jared Kushner, telah disumpah menjadi penasihat senior Gedung Putih.
Sementara Ivanka, yang selama masa kampanye berkukuh tidak akan terlibat dalam politik, kerap menemani ayahnya menemui sejumlah tamu negara, hal yang biasa dilakukan oleh Ibu Negara. Adapun Melania Trump, Ibu Negara yang asli, justru jarang terlihat bersama Trump di Gedung Putih.
Ivanka pun pada pekan lalu memperoleh ruang kantor sendiri di lantai dua West Wing atau Sayap Barat Gedung Putih.
Baca: Tak Punya Jabatan, Ivanka Trump Akan Berkantor di Gedung Putih
Kehadiran Ivanka yang tak memiliki tugas formal itu pun menuai kecaman dari sejumlah ahli etika. Apalagi, Ivanka hingga saat ini menolak menjual perusahaan fashionnya.
“Dia tetap patuh pada etika. Anda boleh memiliki aset selama tidak turut campur pengelolaannya,” kata pengacara Ivanka, Jamie Gorelick.
Padahal, perusahaan fashion Ivanka sempat menjadi penelitian Badan Etika Pemerintah pada Februari lalu ketika penasihat Trump, Kellyanne Conway, mengajak warga Amerika Serikat untuk membeli produknya dalam sebuah wawancara lanngsung di televisi.
Beberapa saat sebelum pengumuman mengejutkan itu, dua senator dari Partai Demokrat, Elizabeth Warren dan Tom Carper menyurati kepala kantor etika pemerintah posisi Ivanka.
“Keterlibatan Ms. Trump yang semakin besar di Gedung Putih akan menimbulkan konflik kepentingan. Komitmennya untuk mematuhi etika pun tidak jelas,” demikian isi surat keduanya.
Meski begitu, Gedung Putih mengaku senang Ivanka mengambil langkah tersebut. Ibu tiga anak itu pun mengatakan, telah bekerja dengan itikad baik bersama Penasihat Gedung Putih dan penasihat pribadinya untuk membantu melakukan perannya.
THE NEW YORK TIMES | UPI | SITA PLANASARI AQUADINI