TEMPO.CO, Bandung - Penceramah asal India, Zakir Naik, menolak debat agama dalam acara dakwah dan diskusinya di Indonesia. Moderator khusus disiapkan untuk mengantisipasi pertanyaan yang mengundang debat.
“Zakir Naik tidak akan melayani debat di forum,” kata Staf Hubungan Masyarakat Perkumpulan Zakir Naik Visit Indonesia, Budi Setiawan, di Bandung, Kamis, 30 Maret 2017.
Baca: Zakir Naik Kuliah Umum di UMY, Kampus Verifikasi Ketat Peserta
Menurut Budi, menolak berdebat adalah keputusan Zakir Naik dan panitia acara di Indonesia. Di luar forum, Zakir siap melayani debat secara langsung. “Ini dakwah ilmiah. Jangan dibayangkan dia akan melakukan debat. Dialog antar-umat agama bukan bentuk intoleransi,” ujarnya.
Zakir akan memulai rangkaian keliling empat kota dimulai dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung pada 2 April 2017. Sehari kemudian, dia mengunjungi Universitas Muhammadiyah, Yogyakarta. Lalu ke Pondok Pesantren Gontor di Ponorogo, Jawa Timur, pada 5 April. Selanjutnya, 8 April, di Stadion Patriot Bekasi, dan terakhir di Universitas Hasanuddin Makasar pada 10 April 2017.
Simak juga: FUI Gelar Aksi 313, KH Ma`ruf Amin: Harusnya Tak Perlu Demo Lagi
Budi mengatakan Zakir Naik dikenal sebagai ulama dan cendekiawan muslim internasional. “Ia datang ke Indonesia sebagai akademikus. Karena itu, tempat acara lebih banyak di lingkungan kampus,” tuturnya.
Tema dan judul ceramah yang dibawakan, kata Budi, berbeda-beda sesuai karakter warga daerah. Bandung, misalnya, masyarakatnya dinilai religius, menerima perbedaan, dan berpendidikan cukup baik. Judul yang disiapkan untuk ceramah di Bandung adalah “Dakwah or Destruction”.
ANWAR SISWADI