INFO BISNIS - Konsumsi air bersih warga Jakarta terus meningkat, tapi tidak diimbangi dengan ketersediaan air baku untuk diolah menjadi air bersih layak konsumsi. Ada 13 sungai yang mengalir di Jakarta, tapi sebagian besar kualitas airnya di bawah standar mutu air baku. Sebelumnya, dari 13 sungai tersebut, PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja) sebagai operator air bersih di wilayah barat Jakarta hanya bisa mengambil air baku dari dua sungai. Dua sungai itu, yakni Kali Krukut dan Cengkareng Drain.
Production and Maintenance Division Head PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja) Akhmad Santika mengatakan kondisi ini merupakan tantangan besar bagi Palyja. Palyja harus tetap melayani sekitar 400 ribu pelanggannya dengan optimal. Selain itu, Palyja harus memastikan air baku tetap ada sehingga suplai air bersih ke pelanggan bisa terus berjalan normal.
Baca Juga:
Untuk menambah air baku, sejak 2015, Palyja mengoperasikan teknologi moving bed biofilm reactor (MBBR). MBBR merupakan teknologi khusus yang digunakan untuk menyaring polutan, seperti amonium, yang terlarut dalam air baku. Polutan tersebut biasanya berasal dari kandungan sampah padat atau limbah rumah tangga yang terlarut dalam sumber air baku.
Teknologi ini sudah diterapkan di Instalasi Pengolahan Air (IPA) Palyja di Pejompongan dan IPA Cilandak. Teknologi MBBR mengurangi polutan pada air baku dari Kanal Banjir Barat. Setelah diproses dengan teknologi MBBR, lalu air baku itu diolah menjadi jernih dan bersih, kemudian masuk ke reservoir. Teknologi MBBR memanfaatkan mikroorganisme alami yang hidup dalam air untuk mereduksi kadar amonium pada air baku. Hasilnya, di IPA Cilandak, teknologi MBBR dapat menghilangkan 70 persen kadar amonia dalam air baku yang berasal dari Kali Krukut.
“Pemanfaatan teknologi MBBR oleh Palyja berdampak pada pertambahan kapasitas produksi air. Sejak 2015, produksi air Palyja terus meningkat. Pada 2015, angka produksi air berkisar antara 5.100 sampai 6.200 liter per detik. Per Desember 2016, Palyja mampu memproduksi air bersih untuk pelanggan sekitar 6.500 liter per detik,” kata Corporate Communication Division Head Palyja Meyritha Maryanie.
Baca Juga:
Palyja mampu menambah kapasitas produksi meski sumber air baku di Jakarta terbatas. Pemanfaatan MBBR menjadi salah satu solusi agar Jakarta memiliki sumber air baku yang terjaga kuantitas dan kualitasnya untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi warga. (*)